Ramalan JOYOBOYO : Jaman Kalasuba (5)


1998 Orde Baru jatuh, bersamaan pula saat itu periode jaman kalabendu atau kolobendu memasuki awal babak akhir, dan bersamaan dengan datangnya milenium ketiga yang sudah di ambang pintu. Agama Islam yang sudah bertahan selama limabelas abad itu konon akan tetap berjaya hingga akhir jaman yakni sampai hari kiamat, kini sedang menghadapi masalah dengan negara adidaya Amerika Serikat yang sedang memburu teroris garis keras dan fundamentalis Islam, berarti juga sama-sama sedang memasuki babak akhir jaman kolobendu seperti yang diramalkan oleh sang prabu Joyoboyo yang hidup seribu tahun yang silam.


Pertanyaan yang selalu mengusik siapa pun ialah kapankah babak akhir jaman kolobendu itu? Menurut sang prabu dari kerajaan Kediri itu, "Di jaman kalabendu manusia Nusantara akan selamat jika selalu mawas diri dan tidak sekali-sekali meremehkan orang yang membela kebenaran bagaikan manusia-dewa." Sedangkan waktu yang tepat berakhirnya kolobendu sampai awal datangnya jaman kalasuba ialah berbeda-beda prosesnya dalam masing-masing bidang.
iki dalan kanggo sing eling lan waspada
ing zaman kalabendu Jawa
aja nglarang dalem ngleluri wong apengawak dewa

Kolobendu bisa berarti jaman antitesis yakni tesis-tesis memasuki fase siklus selanjutnya, antitesis atau pertarungan atau pertempuran dalam segala hal, sehingga jaman kolobendu berarti jaman pertarungan dalam segala bidang, pertarungan antarnegara, persaingan kekuatan militer, pertempuran ilmu pengetahuan dan filsafat, pertempuran budaya, pertempuran ekonomi, pertarungan ideologi, pertikaian umat beragama, pertempuran kelas sosial, persaingan mode, dan seterusnya. Kelak setelah berlalunya jaman antitesis atau jaman kolobendu akan memasuki jaman kesempurnaan atau jaman sintesis yang disebut oleh sang prabu Joyoboyo sebagai jaman kolosubo atau kalasuba.

Jaman kesempurnaan dalam soal lingkungan hidup  itu bisa digambarkan kelak setelah minyak bumi habis dan bahan bakar ramah lingkungan berhasil ditemukan umat manusia, sehingga polusi dunia mencapai angka nol. Juga di sektor industri ditemukan bahan-bahan yang ramah lingkungan, sampai pengelolaan sampah nuklir berhasil dikelola dengan baik. Dan seterusnya, juga di bidang lainnya mencapai kesempurnaan.

Jadinya wajar-wajar saja sekarang ini di Nusantara terjadi gonjang-ganjing yang parah tatkala memasuki akhir jaman kolobendu. Nusantara adalah pusat atau punjer atau pancer dunia dari mana segala peristiwa di jagad bumi manusia berawal dan berakhir, juga hal lainnya selalu terpicu dari tempat ini.

Kolonialisme mulai dikibarkan oleh bangsa kulit putih pada abad kelimabelas karena dipicu untuk memburu rempah-rempah yang berasal dari Nusantara langsung dari sumbernya. Pada awal milenium ketiga perburuan terorisme Islam fundamentalis dan garis keras yang dicanangkan Amerika Serikat sejak gedung kembar di jantung Amerika diruntuhkan pada 2001 juga karena penduduk Nusantara merupakan muslim terbesar di jagad raya.

Nusantara yang dipimpin Perdana Menteri sosialis-komunis  Amir Sjarifoeddin pada masa awal kemerdekaan juga memicu Amerika Serikat masuk lumpur hitam kekalahan besar pada perang Asia Timur: Perang Korea, Perang Vietnam/Indocina untuk melenyapkan negeri sosialis-komunis.
Nusantara dan Tiongkok bagaikan dua sisi mata uang wajah dunia sejak masa silam. Kebudayaan romawi-yunani tidak pernah berjaya di lautan dibandingkan Majapahit dan Tiongkok. Andaikata Romawi maupun kekalifahan Islam jaya di lautan maka mereka sudah menguasai dunia tanpa halangan apapun.
 
****