Sri Aji Joyoboyo sejak masih dalam kandungan sudah mempersatukan
dua kerajaan menjadi Kediri, Joyoboyo buah hati daripada kisah Romeo dan Juliet
dari Tanah Jawa antara Putra Mahkota Jenggala dan Daha yakni Raden Panji (Inu
Kertapati) dan Dewi Sekartaji. Semasa Joyoboyo marak sebagai Raja Kediri,
wilayah kekuasaan dan pengaruhnya meliputi separoh Nusantara. Pada masa itu
juga kebudayaan Jawa mencapai puncaknya di bidang sastra dan seni. Kitab-kitab
dari Mahabarata dan Ramayana diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno.
Sri Aji
Joyoboyo juga seorang nujum masyhur yang diakui selama berabad-abad. Dan salah
satu yang dianggap tidak masuk akal karena belum terbukti kebenarannya ialah
prediksi mengenai hari kiamat pada tahun 2100 Saka atau 2022 Masehi. Sejak
Tanah Jawa diisi oleh manusia untuk kedua kalinya maka selama 700 tahun
pertama, 700 tahun kedua, dan 700 tahun ketiga akan mengalami jaman - jaman berbeda
tiap seratus tahun. Jaman Kalabendu, jaman Kalasuba, dan seterusnya akan
berakhir pada 2022 dan terjadilah kiamat atau pergantian jaman baru yang
berbeda dibandingkan 2100 tahun sebelumnya. Setelah hari akhir atau kiamat atau
ganti jaman baru itu maka Pulau Jawa akan diisi manusia untuk ketiga kalinya.
Kalender Suku
Maya di Amerika Latin juga akan berakhir pada Desember 2012, dan di sana pun
akan terjadi kiamat, pemurnian bumi, atau memasuki jaman baru. Juga di Eropah
menurut Nostradamus akan mengalami hal yang sama. Lain Eropa, lain Amerika
Latin, dan lain pula Pulau Jawa. Masing-masing ketiga tempat tersebut mengalami
jaman baru di waktu yang berbeda, dan karena berbeda maka yang terjadi bukanlah
kiamat besar-besaran.
Hari Kiamat
besar-besaran menurut ilmu pengetahuan modern akan terjadi jika bahan bakar
nuklir energi matahari habis, dan telah dihitung para ahli akan habis puluhan
milyar tahun lagi. Lain lagi dengan perhitungan Nasa (badan antariksa Amerika
Serikat) bahwa kiamat tidak besar terdekat ialah saat terjadinya badai matahari
pada 2090-an atau pun terjadinya hujan meteor sekitar tahun 2050-an. Badai
Matahari dan hujan meteor memiliki dampak negatif pada kehidupan di bumi dalam
prosentasi sekitar 0,001 %.
Global warming atau pemanasan global akibat industrialisasi dan penggunaan
bahan bakar fosil bisa jadi mengubah sama sekali segala macam prediksi alamiah
datangnya hari kiamat di atas. Akibat ulah manusia yang asyik dengan teknologi
modern dan pengetahuan super modern itu maka datangnya hari kiamat bisa saja
setiap waktu dan setiap tempat akan terjadi kiamat masing-masing. Cuaca berubah
menjadi ekstrim dan terjadinya bencana alam akibat habisnya hutan-hutan di
bumi. Usaha yang dilakukan oleh segala macam badan dunia mulai dari PBB hingga
Green Peace tampak jelas tidak akan mampu menghentikan global warming itu
sendiri, hingga kelak terjadinya kiamat bumi, yang otomatis akan menghentikan
segala ulah manusia dan juga memulihkan keadaan menjadi seperti sediakala
kembali.
*****
0 komentar: (+add yours?)
Posting Komentar