Perkembangan sejarah Jawa dan Nusantara di masa depan sudah
diprediksi dalam bentuk syair ramalan yang mendahului jamannya oleh seorang
nujum abad kesebelas, Joyoboyo.
polahe wong Jawa kaya gabah diinteri
endi sing bener endi sing
sejati
padha wedi
ngajarake piwulang adi
salah-salah
anemani pati
banjir bandang ana ngendi-endi
gunung njeblug tan
anjarwani, tan angimpeni
gehtinge kepathi-pati
marang pandhita kang oleh pati geni
marga wedi kapiyak wadine sapa sira sing
sayekti
Sejak
dulu pulau Jawa yang bisa juga berarti Nusantara memiliki alam yang subur,
melimpah bahan tambang di dalam perut bumi, penduduk yang melimpah pada suatu
hari akan menghadapi bencana terus-menerus antara lain berupa banjir bandang,
letusan gunung berapi. Penyebaran penduduk dari pulau Jawa ke wilayah Nusantara
yang sangat pesat berlangsung sejak bangsa kulit putih berkuasa di Nusantara
yang membutuhkan tenaga manusia untuk membuka daerah baru antara lain untuk
perkebunan sawit, kopi, rempah-rempah. Juga sebagai tenaga administratif
pemerintah kolonial maupun sebagai anggota pasukan militer asing.
Bencana alam
memang sesuatu yang lumrah bagi alam yang juga memiliki daya hidup dan terikat
dengan hukum ilmiah maupun gaib. Alam jengah dengan segala macam ulah manusia
yang berhasil mencapai puncak tertinggi dalam bidang ilmu dan teknologi
sehingga memanfaatkan alam dengan efisien dan intensif, akan tetapi sayangnya
hanya untuk memuaskan kepentingan manusia sendiri tanpa pernah menghormati sang
alam.
Masa depan yang
digambarkan dengan kehidupan orang Jawa yang bekerja dan hidup berputar-putar
saja dalam tampah. Tampah adalah wadah dari anyaman bambu berbentuk datar bulat
berdiameter 66 cm. Tampah bisa digunakan untuk memisahkan beras dan kulit padi
maupun padi dengan tangkai padi. Caranya dengan memutar wadah itu berlawanan arah
jarum jam maupun sebaliknya. Jika berlawanan arah jarum jam gunanya untuk
mengumpulkan benda yang lebih ringan tepat di tengah. Dan jika searah jarum jam
gunanya untuk memisahkan benda yang ringan ke bagian pinggir tampah.
Maka orang
Jawa/Nusantara selalu bertebaran ke segala arah merantau dan dalam perantauan
justru berdesak-desakan akibat terbatasnya ruang hidup. Akan tetapi suatu kali
pada hari raya mereka kembali ke tanah leluhurnya. Dan begitulah seterusnya
gerakan tersebut persis dengan beras atau padi yang sedang diinteri dalam
tampah agar dapat terkumpul mana yang asli beras/pada dan mana yang benar
dedak/kulit padi.
Pada jaman orde
baru penyeragaman berpikir sesuai definisi yang dipaksakan penguasa terjadi
mulai dari anak sekolah dasar hingga para akademisi bergelar doktor. Tak
seorang pun mendendangkan irama lain, para alim ulama, biksu, pendeta, dan
pertapa atau paranormal pun sama saja tidak berani mengungkapkan "piwulang
adi" atau ajaran atau ilmu yang sebenar-benarnya. Karena orde baru tidak
segan-segan membunuh atau memenjarakan barang siapa pun yang mengusik keamanan
dan ketertiban bertindak maupun berpikir berbeda dengan penguasa baik langsung
maupun tidak langsung. Jumlah korban orde baru berlipat kali lipat jumlah
korban penduduk setempat dalam perang Vietnam ditambah perang Korea.
Saat ini masa
pemerintahan SBY terjadi "banjir bandang ana ngendi-endi......"
gunung meletus tanpa dapat diduga sebelumnya, bahkan tanpa petunjuk apapun
dalam eksakta maupun dalam impian. Juga di jaman SBY para organisasi massa
begitu membenci aliran-aliran kebathinan yang menjalani laku "pati
geni" alias ngelmu dengan berbagai cara antara lain puasa berlebihan
tanpa batas waktu. Ormas tersebut bertindak sesuai pesan sponsor, sang sponsor
takut jatidirinya yang kelam terbongkar belangnya di masa orde baru "marga
wedi kapiyak wadine sapa sira sing sayekti". Pemerintahan SBY bukan
sumber sebab-akibat bencana alam sekarang ini akan tetapi orde baru lah dan
semua yang masih menggendong watak kekuasaannya biang keladi semua ini (juga
lumpur Lapindo) -- sesuai syair Joyoboyo tersebut.
Para ilmuwan
kolonial yang memboyong ke negerinya dan selanjutnya belajar dari kitab-kitab
kuno warisan para leluhur Nusantara memang merumuskan bahwa kekalahan berabad
bangsa Nusantara membikin orang Jawa menjalani laku siksa dan derita guna
memperoleh kekuatan dan kesaktian. Sayang sekali syarat sejarah tidaklah
selengkap dan sebebas sebelum kedatangan kaum kolonialis kulit putih, yaitu
semasa Majapahit, Mataram, Demak, Kediri, Singosari, Sriwijaya, dan seterusnya.
Sehingga segala ngelmu, derita, dan siksa yang dilakukan itu selalu membentur
tembok tebal akibat beralihnya kitab-kitab kuno itu menjadi milik bangsa asing.
*******
Ramalan
Joyoboyo "perang dunia ketiga"
2
2
Kelak akan ada perang besar melanda bumi manusia. Terjadi di belahan bumi Timur, Barat, Selatan dan Utara. Banyak orang yang baik semakin sengsara. Orang jahat semakin tambah senang. Tatkala itulah berbagai syair kuno ramai-ramai dikumandangkan oleh para alim ulama, biksu, dan pendeta.
Penguasa negara adidaya saling berembug memilih negara mana yang hendak mereka caplok. Hore! Hore! Orang kulit berwarna tinggal bersisa separo. Orang kulit putih dan orang kulit kuning tinggal bersisa sepasang.......
(abad
kesebelas, Joyoboyo)
Hingga saat ini Republik Rakyat Tiongkok tetap teguh terus mengibarkan tinggi-tinggi panji Marxisme-Leninisme dan konsekuen menjalankan kediktaturan proletariat dalam menjalankan sistem komunis pada garis yang benar sesuai perkembangan sejarah perjuangan kelas yang maju terus pantang mundur. Hasilnya berupa kemakmuran dalam ekonomi, dan kemajuan ilmu pengetahuan di Tiongkok telah mampu membuka mata lebar-lebar bagi dunia luar dan dengan demikian membuktikan bahwa marxisme semakin berkembang maju. Dan selama Tiongkok mempertahankan diktatur proletariat yakni partai tunggal kelas pekerja tetap memegang kekuasaan politik tertinggi maka kehancuran sistem komunis tidak akan pernah terjadi di Tiongkok....
Di sisi dunia lain terdapat adidaya dunia nomor satu, Amerika Serikat, sebuah negeri yang sangat antikomunis sampai ke ubun-ubun. Mereka menjalankan sistem ekonomi kapitalis dan menjalankan sistem liberalisme di segala bidang. Dan seluruh dunia mengakui betapa majunya teknologi Amerika Serikat di bidang persenjataan, ruang angkasa, teknologi informasi dan sebagainya. Dunia juga mengakui keperkasaan ekonomi Amerika Serikat. Negeri kapitalis Amerika Serikat ini terus-menerus menggunakan kekuatan militer dan kekuatan ekonomi mereka untuk mempertahankan pengaruh dan pamornya terhadap negara-negara lain di dunia.
Sejak kemenangan sekutu dalam perang dunia kedua dan Amerika sebagai salah satu pemenangnya selalu mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan terutama sekali jika negara tersebut terindikasi akan jatuh ke dalam pelukan komunisme maupun Islam fundamentalis.
Amerika Serikat terus-menerus dan selamanya tetap antikomunis dan anti-Islam fundamentalis. Amerika Serikat yang memiliki mesin perang terhebat di muka bumi ini juga sangat senang sekali berperang atau memerangi negara lain yang ingin berdikari di bidang politik, kebudayaan, dan ekonomi. Sudah barang tentu negeri sosialis semacam Korea Utara dan negeri Syiah Islam fundamentalis Iran adalah sasaran tembak bagi Amerika Serikat begitu ada peluang dan kesempatan untuk menyerang dengan kekuatan militer.
Dua kekuatan, dua musuh bebuyutan dalam ideologi yang saling bertentangan dan tidak mungkin ada kompromi apapun itu suatu hari kelak akan saling mengalahkan satu sama lain dan satu-satunya muara atau jalan keluar menyelesaikan dua kekuatan yang berlawanan secara historis ialah bertempur di medan perang.
Ramalan Joyoboyo dari abad kesebelas yang berhubungan erat dengan terjadinya perang besar atau perang dunia ketiga adalah sebagai berikut:Besuk yen ana peperangan.
Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor.
Akeh wong becik saya sengsara.
Wong jahat saya seneng.
Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul.
Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi.
Hore! Hore!
Wong Jawa kari separo.
Landa-Cina kari sejodho.
**********
Ramalan
Joyoboyo "wolak-walik ing jaman -- Jongko Joyoboyo"
3
3
Abad kesebelas masehi seorang raja sekaligus nujum dari Jawa bagian Timur merumuskan "Jongko Joyoboyo" atau "jaman Joyoboyo" yang akan terjadi pada masa depan. Tanda-tanda datangnya Jangka/Jongko Joyoboyo tersebut sudah dekat ialah jika pada suatu masa, "terdapat kereta yang bisa berjalan tanpa kuda atau kendaraan bermesin", "pulau Jawa berkalung besi atau rel kereta api", "manusia berhasil menciptakan kapal yang terbang di udara atau pesawat", "terdapat jembatan tanpa ada sungai di bawahnya atau jembatan layang", "tidak ada tawar-menawar di pasar swalayan, sehingga sunyi-sepi sekali".
Besuk
yen wis ana kreta tanpa jaran.
Tanah Jawa kalungan wesi.
Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang.
Kali ilang kedhunge.
Pasar ilang kumandhang.
Iku tandha yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak.
Tanah Jawa kalungan wesi.
Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang.
Kali ilang kedhunge.
Pasar ilang kumandhang.
Iku tandha yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak.
Masa berlangsung
Jongko Joyoboyo terjadi hampir berbarengan atau sebelum datangnya masa
"Wolak-walik ing jaman" atau "jaman yang terbolak-balik".
Tanda-tanda manusia bakal menemui wolak-walik ing jaman iala jika suatu
masa, "bumi terasa makin sempit saja akibat penduduk terus
bertambah", "setiap jengkal tanah kena pajak", "manusia
jadi kuda penarik beban dan bahan bakarnya nasi pecel", "kaum hawa
mengenakan pakaian pria".
Bumi
sangsaya suwe sangsaya mengkeret.
Sakilan bumi dipajeki.
Jaran doyan mangan sambel.
Wong wadon nganggo panganggo lanang.
Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-walike jaman.
Sakilan bumi dipajeki.
Jaran doyan mangan sambel.
Wong wadon nganggo panganggo lanang.
Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-walike jaman.
Wolak-walik ing jaman dan jongko Joyoboyo
berlaku secara matematis yakni selalu dimulai pada angka tahun khusus yang
tidak bisa dibolak-balik atau jika diwolak-walik akan sama saja jumlah angka
hasilnya periodisasi berulang tiap seratus satu tahun yakni jatuhnya pada
tahun kembar dua digit dan dimulai sejak abad kedua belas - seratus tahun sejak
masa kehidupan sang nujum itu sendiri hidup di abad kesebelas.
"wolak-walik ing jaman" berupa peristiwa besar yang terjadi pada abad
keduabelas dalam "jongko Joyoboyo" di tahun kembar pertama jatuh pada
1212 yakni peristiwa besar tampilnya seorang rakyat jelata bernama Arok mulai
memimpin pasukan untuk menyerang Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung. dan juga
kerajaan Kediri. Dalam sejarah peristiwa di abad keduabelas itu merupakan
kudeta pertama di Nusantara. Arok kelak marak sebagai seorang raja bergelar Sri
Rajasa dan sebagai pendiri dinasti Majapahit.
Jongko Joyoboyo di tahun kembar kedua 1313 wolak-walik ing jaman yang besar ialah terjadinya peristiwa serangan pasukan Majapahit yang dipimpin Gajahmada terhadap para sahabat Raden Wijaya yang memberontak terhadap Majapahit tatkala Raden Wijaya wafat dan digantikan oleh Kala Gemet. Gajahmada kelak marak sebagai mahapatih Majapahit.
Jongko Joyoboyo di tahun kembar kedua 1313 wolak-walik ing jaman yang besar ialah terjadinya peristiwa serangan pasukan Majapahit yang dipimpin Gajahmada terhadap para sahabat Raden Wijaya yang memberontak terhadap Majapahit tatkala Raden Wijaya wafat dan digantikan oleh Kala Gemet. Gajahmada kelak marak sebagai mahapatih Majapahit.
Tahun kembar ketiga 1414 Majapahit dilanda perang paregreg, musuh-musuh Majapahit dibantu oleh Cheng Ho yang mendarat dari kapal-kapal mewah berangkat dari Tiongkok tiba pertama kali di Jawa di wilayah Semarang. Cheng Ho juga menyebarkan Islam, mengakibatkan semakin cepat Majapahit yang beragama Hindu-Buddha meluncur menuju masa keruntuhannya. Dan mulailah berdiri kerajaan Islam pertama di Jawa yakni Demak.
Tahun kembar keempat 1515 terjadi kedatangan bangsa Portugis dan berhasil berkuasa di Malaka, mereka mulai bersiap-siap menyerang pulau Jawa. Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Pangeran Sabrang Lor atau Patiunus yang berusaha mengusir Portugis dari Malaka dengan mengirimkan armada kapal perang gabungan Demak-Majapahit-Banten-Aceh ke wilayah yang diduduki oleh Portugis di Selat Malaka yang sangat strategis jalur laut penting kapal yang menuju wilayah Nusantara. Armada gabungan tersebut gagal merebut Malaka dari tangan Portugis yang lebih unggul dari segi teknologi kapal dan persenjataan di kapal.
Tahun kembar kelima 1616 baru beberapa tahun marak sebagai raja, Sultan Agung ing Ngalogo dari kerajaan Mataram mulai menyusun pasukan dan kekuatan militer lainnya untuk mengusir Belanda dari wilayah Batavia. Serangan Mataran terhadap Batavia 1628-1629 tidak berhasil mengusir Belanda dari Batavia. Sultan Agung sudah mengerahkan semua kekuatan pasukan darat dan lautnya kira-kira duaratus ribu pasukan.
Tahun kembar keenam 1717 terjadi peristiwa Untung Suropati yang terus bertahan terhadap serangan Belanda hingga akhirnya Untung Suropati tewas di benteng pertahanannya di daerah Bangil. Perjuangan pasukan Untung Suropati terus dilanjutkan dengan menggabungkan diri bersama pasukan dari Surabaya dan bersama-sama menahan pasukan penakluk Belanda yang datang dari wilayah Mataram Jawa Tengah. Belanda tetap unggul karena lebih unggul dalam hal persenjataan dan strategi perangnya.
Tahun kembar ketujuh 1818, perang Jawa meletus, seorang pangeran Diponegoro memimpin perlawanan terhadap Belanda. Belanda memang sedang mengadakan serangan penaklukan di seantero penjuru Nusantara dalam rangka menyatukan wilayah Nusantara yang tunduk takluk pada pemerintah Hindia Belanda yang sedang berusaha untuk memenuhi kebutuhan berbagai macam produk yang sangat dibutuhkan di pasar Eropa.
Tahun kembar kedelapan 1919 terjadilah revolusi Oktober di Rusia dan untuk pertama kalinya berdiri sebuah negeri sosialis yang berideologi marxist-leninis/ komunis. Di Hindia Belanda Baars, Snevliet adalah yang pertama memperkenalkan ajaran sosialisme atau marxisme dan mendirikan ISDV pada sekitar tahun kembar tersebut. Muara daripada ISDV adalah Partai Kamunis Indonesia yang hanya dalam dua tahun sejak berdiri mampu mengorganisir pemberontakan di Sumatera Timur yang banyak terdapat perkebunan luas milik swasta dan pemerintah Hindia Belanda.
Jongko Joyoboyo yang paling dekat dari 2010 saat ini adalah yang akan dimulai pada tahun kembar kesembilan 2020. Tekone wolak-walik ing jaman dan tekone jaman Joyoboyo atau jongko Joyoboyo sudah lengkap segala sesuatu yang menjadi pertandanya. Tanda-tanda yang disebutkan di awal tulisan ini sudah lunas dan lengkap terbukti semuanya. Maka yang seharusnya bakal terjadi ialah peristiwa besar paling dahsyat atau stadium tingkat lanjut pada masa kesembilan Jongko Joyoboyo di masa wolak-walik ing jaman kali ini.
Peristiwa besar di tahun kembar mendatang adalah berhentinya wolak-walik ing jaman, atau terhentinya jaman terbalik-balik menjadi jaman baru, perubahan itu dapat terjadi setelah terjadi sesuatu peristiwa Yang Maha Besar.
Ada pun skenario lainnya yakni terus bersinambungnya Jongko Joyoboyo menuju masa kesepuluh, dan itu berarti terus berlanjutnya masa "wolak-walik ing jaman" untuk seratus tahun mendatang. Dan itu artinya penderitaan manusia golongan tertentu di jaman terbalik-balik dan membingungkan akan berlanjut terus.
**********
Ramalan
Joyoboyo "jaman edan"
4
4
Revolusi industri pertama kali di dunia pada abad 18 berlangsung di Inggris telah mengubah dunia memasuki kurun jaman edan, sebagaimana diramalkan oleh Raja Kediri, Sri Aji Joyoboyo pada abad kesebelas sesudah masehi. Mesin uap, tenaga listrik, mobil, pesawat dan sebagainya mulai berhasil ditemukan umat manusia. Semua mesin-mesin itu mampu bergerak sendiri dan menghasilkan tenaga segila-gilanya tak mengenal lelah. Kemajuan teknologi sejak abad 18 itu tak dapat terbendung lagi yang puncaknya pada 1980-an komputer pribadi mulai dikembangkan di Amerika Serikat, pengembangan terus-menerus prosesor mikro menghasilkan berbagai perangkat mini yang praktis antara lain telepon seluler dan komputer tenteng dan jinjing. Kemajuan lain di bidang senjata puncaknya berupa peluru kendali berproyektil nuklir yang dapat menjangkau jarak separoh planet bumi. Kemajuan teknologi ruang angkasa ialah suksesnya pendaratan wahana manusia di planet Mars dan keberhasilan manusia menjejakkan kaki di bulan.
Jaman edan terdiri dari bagian yang bagaikan dua sisi mata uang, sisi yang satu yakni jaman luar biasa, jaman modern dan sisi lainnya ialah jaman gila. Manusia berjingkrak jingkrak dan bertingkah gila menjadi tontonan di media layar kaca dan di atas panggung dengan imbalan besar, di pihak lain para sponsor dari perusahaan besar membiayai semua yang edan-edan itu dengan imbalan iklan bagi produk yang mereka hasilkan agar semakin dibeli banyak orang.
Jaman luar biasa atau jaman modern yang menghasilkan kemajuan di bidang komunikasi ialah telepon seluler, di mana-mana orang bicara sendirian, tertawa sendirian, dan kadang-kadang teriak sendirian padahal di seberang sana tidak terdengar suara sahutan dari pesawat yang dipergunakannya.
Peperangan antarnegara, maraknya kiprah para teroris atau pejuang dan berbagai kejahatan semakin aneh-aneh saja: membuang bayi, mutilasi, mabuk narkotika dan zat adiktif, dan sebagainya. Juga cara berpakaian kaum lelaki memakai perhiasan kaum wanita contohnya pakai anting-anting, atau wanita pakai celana laki-laki dan seterusnya. Juga kaum wanita kini berkat emansipasi telah berhasil menduduki jabatan tinggi di segala bidang sehingga menggeser peran pria yang berakibat semakin kehilangan peluangnya dalam dunia kerja.
Kemajuan teknologi pada suatu ketika akan mencapai titik kenyang sebagaimana Marx memprediksinya, "kapitalisme sedang menggali lubang kuburnya sendiri." Untuk mengelakkan kehancuran maka solusi yang biasanya digunakan ialah meletuskan perang dunia agar industri senjata dapat bergiat kembali. Untuk saat sekarang Amerika Serikat menciptakan tokoh teroris dan selanjutnya menjadi target buruannya, semua itu demi terus jayanya roda perkembangan kapital milik mereka.
Sejak negeri sosialis pertama di dunia Sovyet Uni berdiri melalui Revolusi Oktober 1917, maka negeri kapitalis diam-diam bekerja sama dengan fasis Jerman Hitler untuk membendung kemajuan Sovyet Uni. Kegagalan Jerman dalam perang dunia kedua menyerang Rusia mengakibatkan Amerika Serikat berbalik memukul Jerman bersama-sama Sovyet Uni. Dan pada gilirannya Amerika dan sekutunya berkampanye untuk melenyapkan negeri Sosialis pertama itu dalam perang dunia dingin. Sovyet Uni berantakan terpecah-pecah menjadi republik-republik mandiri.
Semua itu berlangsung berkat kemajuan teknologi senjata yang luar biasa di jaman luarbiasa (edan).
Perubahan pola berpikir dan berperilaku umat manusia terus mengalami perkembangannya dan di satu sisi peranan agama yang dominan membendung perilaku aneh-aneh dan edan, dan di sisi lain manusia dihadapkan pada godaan atau kebutuhan terhadap barang-barang mewah hasil industri antara lain mobil mewah, pakaian mewah, alat-alat komunikasi mewah dan segala yang mewah, dan semuanya itu membutuhkan dana untuk membelinya.
. Sang Buddha mengatakan, "segala sesuatu yang berupa barang berharga atau kekayaan adalah sumber daripada penderitaan manusia di dunia."
"Pancen wolak-waliking jaman, amenangi jaman edan, ora edan ora kumanan, sing waras padha nggagas, wong tani padha ditaleni, wong dora padha ura-ura, beja-bejane sing lali, isih beja kang eling lan waspadha," kata Joyoboyo. Maka ramailah orang ikut-ikutan melakukan perbuatan edan seperti mengkorup uang negara agar ikut kebagian menikmati harta dan pangkat maupun wanita.
Di Nusantara para punggawanya di masa Orde Baru melakukan berbagai korupsi besar-besaran yang menghasilkan trilyader dari sebagian rakyat Nusantara, dan juga menghasilkan kaum miskin-papa dalam jumlah jutaan orang. Padahal kekayaan alam Nusantara tidak terbatas jumlahnya dan seharusnya dapat membikin ratusan juta rakyat hidup gemah ripah loh jinawi. Yang terjadi kemudian akibat ekonom Orde Baru berupa menggunungnya utang negara yang harus dilunasi anak cucu sampai tujuhpuluh turunan.
Lebih lanjut lagi di era reformasi yang dimulai sejak Orde Baru ambruk di dewan perwakilan rakyat yang terhormat terjadi perkelahian mulut dan anggota tubuh antar sesama anggota dewan sendiri. Mereka digaji dengan uang rakyat salah satunya untuk menunjukkan perilaku yang santun.
Untuk solusi mengakhiri jaman edan itulah sang prabu Joyoboyo menyebutkan "notonogoro" yang artinya bisa berbagai macam, dan salah satunya antara lain, "menata kembali daripada segala kekacauan yang terjadi di jaman edan." Siapapun yang mampu menata kembali jaman edan yang puncaknya adalah meletusnya besar-besaran kekacauan di jagad bumi manusia dan jagad alam semesta. Dan selanjutnya sang "notonogoro" menciptakan atmosfir baru bagi terbentukkan tatanan dunia baru dan memimpin Nusantara memasuki "jaman baru".
Notonegoro dalam
arti yang lain ialah sekumpulan suku kata nama pemimpin Nusantara yang kelak
memerintah di jaman baru yang berbentuk kerajaan. Sah-sah saja jika sukukata
notonogoro juga dipergunakan untuk akhiran nama pemimpin negara Nusantara yang
berbentuk selain kerajaan, yakni dalam negara republik saat ini.
******
Ramalan
Joyoboyo "jaman Kalasuba"
5
5
1998 Orde Baru jatuh, bersamaan pula saat itu periode jaman kalabendu atau kolobendu memasuki awal babak akhir, dan bersamaan dengan datangnya milenium ketiga yang sudah di ambang pintu. Agama Islam yang sudah bertahan selama limabelas abad itu konon akan tetap berjaya hingga akhir jaman yakni sampai hari kiamat, kini sedang menghadapi masalah dengan negara adidaya Amerika Serikat yang sedang memburu teroris garis keras dan fundamentalis Islam, berarti juga sama-sama sedang memasuki babak akhir jaman kolobendu seperti yang diramalkan oleh sang prabu Joyoboyo yang hidup seribu tahun yang silam.
Pertanyaan yang selalu mengusik siapa pun ialah kapankah babak akhir jaman kolobendu itu? Menurut sang prabu dari kerajaan Kediri itu, "Di jaman kalabendu manusia Nusantara akan selamat jika selalu mawas diri dan tidak sekali-sekali meremehkan orang yang membela kebenaran bagaikan manusia-dewa." Sedangkan waktu yang tepat berakhirnya kolobendu sampai awal datangnya jaman kalasuba ialah berbeda-beda prosesnya dalam masing-masing bidang.
iki
dalan kanggo sing eling lan waspada
ing zaman kalabendu Jawa
aja nglarang dalem ngleluri wong apengawak dewa
ing zaman kalabendu Jawa
aja nglarang dalem ngleluri wong apengawak dewa
Kolobendu bisa berarti jaman antitesis yakni tesis-tesis memasuki fase siklus selanjutnya, antitesis atau pertarungan atau pertempuran dalam segala hal, sehingga jaman kolobendu berarti jaman pertarungan dalam segala bidang, pertarungan antarnegara, persaingan kekuatan militer, pertempuran ilmu pengetahuan dan filsafat, pertempuran budaya, pertempuran ekonomi, pertarungan ideologi, pertikaian umat beragama, pertempuran kelas sosial, persaingan mode, dan seterusnya. Kelak setelah berlalunya jaman antitesis atau jaman kolobendu akan memasuki jaman kesempurnaan atau jaman sintesis yang disebut oleh sang prabu Joyoboyo sebagai jaman kolosubo atau kalasuba.
Jaman kesempurnaan dalam soal lingkungan hidup itu bisa digambarkan kelak setelah minyak bumi habis dan bahan bakar ramah lingkungan berhasil ditemukan umat manusia, sehingga polusi dunia mencapai angka nol. Juga di sektor industri ditemukan bahan-bahan yang ramah lingkungan, sampai pengelolaan sampah nuklir berhasil dikelola dengan baik. Dan seterusnya, juga di bidang lainnya mencapai kesempurnaan.
Jadinya wajar-wajar saja sekarang ini di Nusantara terjadi gonjang-ganjing yang parah tatkala memasuki akhir jaman kolobendu. Nusantara adalah pusat atau punjer atau pancer dunia dari mana segala peristiwa di jagad bumi manusia berawal dan berakhir, juga hal lainnya selalu terpicu dari tempat ini.
Kolonialisme mulai dikibarkan oleh bangsa kulit putih pada abad kelimabelas karena dipicu untuk memburu rempah-rempah yang berasal dari Nusantara langsung dari sumbernya. Pada awal milenium ketiga perburuan terorisme Islam fundamentalis dan garis keras yang dicanangkan Amerika Serikat sejak gedung kembar di jantung Amerika diruntuhkan pada 2001 juga karena penduduk Nusantara merupakan muslim terbesar di jagad raya.
Nusantara yang
dipimpin Perdana Menteri sosialis-komunis Amir Sjarifoeddin pada masa
awal kemerdekaan juga memicu Amerika Serikat masuk lumpur hitam kekalahan besar
pada perang Asia Timur: Perang Korea, Perang Vietnam/Indocina untuk melenyapkan
negeri sosialis-komunis.
Nusantara dan Tiongkok bagaikan dua sisi mata uang wajah dunia sejak masa silam. Kebudayaan romawi-yunani tidak pernah berjaya di lautan dibandingkan Majapahit dan Tiongkok. Andaikata Romawi maupun kekalifahan Islam jaya di lautan maka mereka sudah menguasai dunia tanpa halangan apapun.
Nusantara dan Tiongkok bagaikan dua sisi mata uang wajah dunia sejak masa silam. Kebudayaan romawi-yunani tidak pernah berjaya di lautan dibandingkan Majapahit dan Tiongkok. Andaikata Romawi maupun kekalifahan Islam jaya di lautan maka mereka sudah menguasai dunia tanpa halangan apapun.
****
Ramalan
Joyoboyo "Satrio Piningit"
6
6
Pasca goro-goro besar melanda planet bumi (antara lain terjadi kiamat bumi, perang besar, perang dunia, serangan jatuhnya benda angkasa, bencana alam terus-menerus) dan pulihnya jagad bumi manusia seperti sediakala menjadi normal kembali maka ratu adil alias satrio piningit alias satrio pinandito sinisihan wahyu didampingi titisan atau reinkarnasi terbaru Sabdo Palon akan tampil memimpin kejayaan Nusantara dan bumi selatan yang berpenduduk bangsa kulit berwarna. Sedangkan bangsa kulit putih dan bangsa berkulit kuning bukan menjadi urusan beliau. Demikian ucapan Sabdo Palon tatkala muncul pertama kali setelah menghilang selama limaratus tahun sejak runtuhnya Majapahit.
Sesuai ramalan Joyoboyo bersinggungan munculnya sang ratu adil alias satrio piningit dan juga sesuai ucapan Sabdo Palon di atas dengan sendirinya kedua tokoh pemimpin Nusantara tersebut adalah dwi-tunggal satu sama lain saling melengkapi dan tidak saling bertentangan. Tugas atau peran Sabdo Palon ialah mengadakan "fit and propher test" terhadap satrio piningit. Sejak pertama muncul Sabdo Palon sudah menyediakan kursi singgasana kosong, dan barang siapa sanggup duduk di atasnya maka dialah yang akan diangkat sebagai raja. Sebagai gambaran struktur negara modern Sabdo Palon akan berperan sebagai "yudikatif" sekaligus "legislatif", Satrio Piningit memegang tampuk pemerintahan "eksekutif".
Sabdo Palon memang telah muncul
akan tetapi Satrio Piningit belum ada atau belum maju ke hadapan Sabdo Palon.
Mengapa? Satrio Piningit belum menerima wahyu Illahi atau pulung gaib wahyu
keprabon karena memang belum tiba saat yang tepat. Kapan dan di mana keberadaan
Sabdo Palon dan calon Satrio Piningit memang belum ditemukan selama mereka
belum muncul karena sebab besar atau goro-goro besar belum terjadi. Dalam teori
revolusi mbah karl marx dan mbah lenin, "pimpinan akan muncul tatkala
segenap rakyat sudah siap untuk mengadakan revolusi." Pemimpin revolusi
tidak akan mengumumkan kapan memulai suatu revolusi, rakyatlah yang merasa
kehidupannya keterlaluan menyengsarakan dan tidak lagi mempercayai negara.
Tatkala itulah seorang pemimpin tampil maju ke depan untuk memimpin rakyat yang
sudah matang hendak berevolusi.
Berikut ini bait-bait yang menggambarkan kemunculan satrio piningit yang dilontarkan oleh Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo dari Kediri pada abad kesebelas masehi:
Berikut ini bait-bait yang menggambarkan kemunculan satrio piningit yang dilontarkan oleh Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo dari Kediri pada abad kesebelas masehi:
selet-selete
yen mbesuk ngancik tutuping tahun
sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu
bakal ana dewa ngejawantah
apengawak manungsa
sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu
bakal ana dewa ngejawantah
apengawak manungsa
Kelak menjelang tutup tahun sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu. Akan muncul dewa turun ke bumi yang berwujud seorang manusia (satrio piningit).
****
Ramalan
Joyoboyo "negarane ambane saprawolon"
7
7
Bangsa
Jawa yang paling toleran di Nusantara
dalam sumpah pemuda 1928 tidak mau menuntut Bahasa Jawa sebagai bahasa
persatuan. Padahal lebih dari limapuluh prosen penduduk Nusantara menggunakan
bahasa Jawa. Mengapa? Itulah kelebihan bangsa Jawa dalam soal toleransi.
Walaupun demikian bangsa lainnya di Nusantara sering mengejek bangsa Jawa
sebagai bangsa anu, ini, dan itu.
Satu-satunya kerajaan bangsa Jawa yang cukup eksis hingga awal milenium ketiga
dalam negara kesatuan Republik Indonesia ialah Kerajaan Ngayogyokarto
Hadiningrat atau Kasultanan Yogyakarta. Hal itu sudah diprediksi oleh Sang
nujum masyhur Joyoboyo dengan syairnya sebagai berikut:
Banjur ana
Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit
Negarane
ambane saprawolon
Tukang
mangan suap saya ndadra
Wong jahat ditampa
Wong jahat ditampa
Wong suci
dibenci
Timah
dianggep perak
Emas
diarani tembaga
Suatu masa kelak ada seorang raja
yang berkharisma dan memiliki prajurit akan tetapi wilayahnya cuma seperdelapan
bagian saja. Gambaran jaman di masa itu terjadi suap-menyuap besar-besaran
dalam segala bidang. Orang yang berwatak jahat diterima di mana-mana dan orang
yang jujur malah dibenci semua orang. Timah yang putih mengkilap dianggap
perak, sebaliknya emas yang berkilauan dan berharga tampak cuma dinilai sebatas
tembaga.
Kasultanan Yogyakarta yang sekarang
ini dalam hal luas wilayahnya sudah demikian persis sama sejak masa kolonial
Belanda yakni pada 1755, saat itu ditandatangi perjanjian Gianti oleh pihak
kolonial dan pihak keraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Dan luas wilayah provinsi
Yogyakarta itu dibandingkan luas Pulau Jawa secara keseluruhan maka didapatkan
angka satu banding delapan atau luas Yogyakarta saprowolon Pulau Jawa, dengan
demikian ramalan Joyoboyo sudah terbukti untuk kesekian kalinya.
Jasa keraton Yogyakarta di masa proklamasi kemerdekaan dan pada masa
mempertahankan kemerdekaan tidak perlu diragukan lagi mendukung penuh Republik
Indonesia yang masih bayi merah.
Kembali pada toleransi bangsa Jawa yang sangat luarbiasa, hal demikian juga
dilakukan oleh Kasultanan Yogyakarta dalam mendukung Republik Indonesia sampai
hari ini. Bahkan demi toleransi yang itu juga prajurit Kasultanan Yogyakarta
yang bersenjata tua dan juga personilnya sudah pada berusia lanjut dan tidak
dilakukan regenerasi lagi. Itulah lambang budaya wujud kesetiaan Kasultanan
terhadap NKRI, dan untuk itu bangsa Jawa tidak pernah merasa perlu minta
dihargai oleh bangsa lain di Nusantara.
****
Ramalan
Joyoboyo "Hari Kiamat 2022"
8
8
Sri Aji Joyoboyo sejak masih dalam kandungan sudah mempersatukan
dua kerajaan menjadi Kediri, Joyoboyo buah hati daripada kisah Romeo dan Juliet
dari Tanah Jawa antara Putra Mahkota Jenggala dan Daha yakni Raden Panji (Inu
Kertapati) dan Dewi Sekartaji. Semasa Joyoboyo marak sebagai Raja Kediri,
wilayah kekuasaan dan pengaruhnya meliputi separoh Nusantara. Pada masa itu
juga kebudayaan Jawa mencapai puncaknya di bidang sastra dan seni. Kitab-kitab
dari Mahabarata dan Ramayana diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno.
Sri Aji
Joyoboyo juga seorang nujum masyhur yang diakui selama berabad-abad. Dan salah
satu yang dianggap tidak masuk akal karena belum terbukti kebenarannya ialah
prediksi mengenai hari kiamat pada tahun 2100 Saka atau 2022 Masehi. Sejak
Tanah Jawa diisi oleh manusia untuk kedua kalinya maka selama 700 tahun
pertama, 700 tahun kedua, dan 700 tahun ketiga akan mengalami jaman-jaman berbeda
tiap seratus tahun. Jaman Kalabendu, jaman Kalasuba, dan seterusnya akan
berakhir pada 2022 dan terjadilah kiamat atau pergantian jaman baru yang
berbeda dibandingkan 2100 tahun sebelumnya. Setelah hari akhir atau kiamat atau
ganti jaman baru itu maka Pulau Jawa akan diisi manusia untuk ketiga kalinya.
Kalender Suku
Maya di Amerika Latin juga akan berakhir pada Desember 2012, dan di sana pun
akan terjadi kiamat, pemurnian bumi, atau memasuki jaman baru. Juga di Eropah
menurut Nostradamus akan mengalami hal yang sama. Lain Eropa, lain Amerika
Latin, dan lain pula Pulau Jawa. Masing-masing ketiga tempat tersebut mengalami
jaman baru di waktu yang berbeda, dan karena berbeda maka yang terjadi bukanlah
kiamat besar-besaran.
Hari Kiamat
besar-besaran menurut ilmu pengetahuan modern akan terjadi jika bahan bakar
nuklir energi matahari habis, dan telah dihitung para ahli akan habis puluhan
milyar tahun lagi. Lain lagi dengan perhitungan Nasa (badan antariksa Amerika
Serikat) bahwa kiamat tidak besar terdekat ialah saat terjadinya badai matahari
pada 2090-an atau pun terjadinya hujan meteor sekitar tahun 2050-an. Badai
Matahari dan hujan meteor memiliki dampak negatif pada kehidupan di bumi dalam
prosentasi sekitar 0,001 %.
Global warming atau pemanasan global akibat industrialisasi dan penggunaan
bahan bakar fosil bisa jadi mengubah sama sekali segala macam prediksi alamiah
datangnya hari kiamat di atas. Akibat ulah manusia yang asyik dengan teknologi
modern dan pengetahuan super modern itu maka datangnya hari kiamat bisa saja
setiap waktu dan setiap tempat akan terjadi kiamat masing-masing. Cuaca berubah
menjadi ekstrim dan terjadinya bencana alam akibat habisnya hutan-hutan di
bumi. Usaha yang dilakukan oleh segala macam badan dunia mulai dari PBB hingga
Green Peace tampak jelas tidak akan mampu menghentikan global warming itu
sendiri, hingga kelak terjadinya kiamat bumi, yang otomatis akan menghentikan
segala ulah manusia dan juga memulihkan keadaan menjadi seperti sediakala
kembali.
***
Ramalan
Joyoboyo, "Hancurnya Bhinneka Tunggal Ika!"
9
9
Sejak
Majapahit, persatuan atau kesatuan dalam
perbedaan (Bhinneka Tunggal Ika, Unity in Diversity) yang ditujukan bagi
kerukunan umat beragama antara Syiwa dan Buddha dicetuskan oleh pujangga
masyhur Mpu Tantular di masa maraknya Hayam Wuruk pada pertengahan abad
keempat belas. Puncak kejayaan Majapahit di masa itu dapat terjadi setelah
takluknya para pembangkang Ronggolawe, Sora, dan lainnya.
Suasana kerajaan begitu damai, dua agama sekaligus menjadi agama Negara
Majapahit yakni Syiwa dan Buddha. Pejabat tinggi atau pendeta yang termulia di
seluruh kerajaan duduk sama derajat dalam melaksanakan segala kehidupan
bernegara mulai pendidikan agama hingga soal pengangkatan pegawai dari
masing-masing agama. Syiwa dan Buddha duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi
secara fungsional maupun strukturan dalam koridor Negara Majapahit. Bahkan
dalam upacara kenegaraan selalu diikutsertakan di antara kedua agama.
Sebaliknya
yang terjadi di masa Orde Baru yang juga ikut-ikutan menggunakan Bhinneka
Tunggal Ika sebagai lambang negara yang dililitkan dan dicengkeram oleh burung
Garuda. Di masa Orde Baru terdapat lima agama yang diakui oleh negara. Akan
tetapi cuma satu agama saja yang selalu mendapatkan porsi lebih bahkan
memonopoli penyelenggaraan upacara kenegaraan yakni agama
"Mohammedan". Bahkan agama yang dijadikan anak emas ini diberi
kekuasaan yang mirip dengan negara dalam negara. Di seluruh dunia yang pararel
dengan masa Orde Baru berlangsung tidak terdapat satu negara pun yang memiliki
departemen agama.
Persatuan dan kesatuan yang didengungkan oleh rejim Orde Baru memang kelewatan
batas. Sampai-sampai berpikir pun harus seragam terutama dalam bidang politik.
Barang siapa berbeda segi pandangan politik dengan penguasa maka akan dapat
hadiah "antek PKI", "GPK", "OTB", dan
lain-lainnya. Itu hanya sekadar contoh kecil saja untuk melanggengkan kekuasaan
rejim Orde Baru. Tumbangnya atau lengsernya penguasa tertinggi Orde Baru memang
tidak mengubah watak kekuasaan aparat di bawahnya yang terus memegang kekuasaan
hingga hari ini. Yakni kendaraan politik Orde Baru sampai hari ini masih tetap
eksis dan terus berusaha mengembalikan jaman keemasan masa lalu. Di sisi lain
rakyat yang merasa tertekan selama puluhan tahun merasakan udara bebas bersuara
lain dan berbuat lain. Bahkan bisa memilih sendiri pemimpinnya mulai dari lurah
hingga presiden, walaupun dalam sistem pemilihan umum tersebut belumlah
sempurna.
Untuk menjaga kelestarian dan persatuan negeri jajahan seberang lautan
Hindia-Belanda, salah satu yang dipelajari oleh pemerintah Hindia Belanda untuk
membikin Pribumi tetap dapat diatur dan dikuasai kehidupannya ialah bagaimana
mengendalikan "amuk" sendiri-sendiri dan "amuk massa". Para
sarjana Belanda mengambil kesimpulan bahwa energi berlebih yang dapat muncul
tatkala sedang amuk atau kesurupan adalah sisa-sisa kekuatan primitif dari
kegelapan. Untuk itulah dalam membentuk pasukan militer pribumi dipilihlah
orang-orang yang kalem untuk menghadapi pribumi lain yang punya kekuatan amuk.
Dan sukseslah Belanda dengan cara demikian. Karena orang-orang kalem dari
daerah tertentu di Jawa itu dapat tetap tenang menghadapi musuh yang begitu
ganas. Sehingga mereka menguasai keadaan dan posisinya dengan baik.
Amuk massa yang tercetus menjadi pemberontakan rakyat Aceh Merdeka, Papua
Merdeka, dan lainnya yang ditambahi dengan terorisme dan perkelahian umat
beragama "dapat diduga, bisa tidak bisa, langsung maupun tidak langsung"
adalah akibat dari sistem Orde Baru yang otoriter dan kejam terhadap lawan
politiknya, maupun siapa saja yang bersuara lain dari simfoni yang digelar Orde
Baru. Buah perbuatan mereka yang buruk cara menanamnya kini mengalami panen
besar. Segala keributan pun muncul tanpa dapat diselesaikan dengan cara apapun.
Dan semakin meriah ditingkahi dengan bencana alam maupun bencana akibat ulah
segelintir orang. Dan ujung-ujungnya akan mengancam Bhinneka Tunggal Ika yang
itu juga.
Ramalan Joyoboyo mengenai kehancuran persatuan dan kesatuan keluarga, sahabat,
yang akan berimbas pada negara Nusantara telah ditulis dalam bait sebagai
berikut pada abad kesebelas masehi.
Akeh
bapa lali anak
Akeh
anak wani nglawan ibu
Nantang
bapa
Sedulur
padha cidra
Kulawarga
padha curiga
Kanca
dadi mungsuh
Akeh
manungsa lali asale
Para bapak menelantarkan anak,
anak-anak berani melawan ibunya sendiri dan juga berani menantang sang bapaknya
sendiri. Sanak-saudara saling bermusuhan, sesama anggota masyarakat satu sama
lain saling curiga mencurigai. Kawan menjadi musuh dalam selimut. Manusia sudah
banyak yang melupakan asal-usulnya masing-masing.
****
Ramalan Joyoboyo "tentang agama"
10
10
Agama akeh
sing nantang. Prikamanungsan saya ilang.
Ora
ngendahake hukum Tuhan. Agama ditantang.
Akeh wong
angkara murka. Nggedhekake duraka.
Ukum agama
dilanggar.
(Sri Aji
Joyoboyo, abad kesebelas masehi)
Agama ditentang oleh berbagai pihak
yang punya kepentingan tertentu, rasa perikemanusiaam pihak yang demikian
semakin lama semakin tipis, mereka tidak lagi mematuhi aturan agama Tuhan.
Agama diadu dengan agama. Pihak tertentu melakukan angkara murka, dan menambahi
perbuatan durhaka. Aturan agama dilanggar terus.
Nujum
abad kesebelas Sri Aji Joyoboyo sudah memprediksi kerusakan segala bidang segi
kehidupan termasuk tentang agama. Seirama dengan wolak-walik ing jaman maka
agama tidak luput pula dilanda jaman terbalik-balik atau jaman edan. Jadi wajar
saja jika terjadi segala keanehan perilaku yang menyimpang mengatasnamakan
kelompok, ormas, ataupun pembela agama tertentu melakukan tindakan anarki dan
kejam serta biadap terhadap sesama umat beragama lain terlepas dari umat yang
dijadikan sasaran itu menganut agama yang benar atau pun salah.
Kaum
marxist sudah mengelompokkan segala macam mazhab filsafat yang ada di dunia ini
ke dalam dua kubu besar. Kubu idealis yang secara awam bisa seperti ini
contohnya, "pada abad kelimabesas umat manusia berfikir mengenai kapal
laut yang dapat bergerak di udara. Mereka merancang dalam pikiran kira-kira
seperti apa benda terbang tersebut. Pada tiga abad sejak itu pesawat udara
benar-benar berhasil dibikin oleh umat manusia." Ide tentang pesawat
mendahului pesawat udarang sungguhan. Segala sesuatu bermula dan berasal dari
ide. Ide lah yang menjadi awal segalanya. Demikian pandangan kaum idealis.
Filsafat materialis yang menjadi pisau analisa kaum marxist, secara awam
contohnya seperti ini, "Matahari dalam sistem tata surya kita itu sudah
ada lebih dulu dibandingkan kehadiran manusia di bumi, maka dalam memandang
matahari sebagai sebuah materi, yang dapat dilihat dan dirasakan oleh perasaan
manusia dan dapat dipikirkan seperti apa sesungguhnya matahari. Matahari yang
nyata itu lebih dulu ada daripada ide dalam kepala manusia, dan dari sini
digenalisir berdasarkan hukum kekekalan zat, bahwa materi ada lebih dulu
daripada ide dalam kepala manusia."
Sekadar contoh kecil di atas memang tidak menjelaskan dengan pantas mengenai
dua kubu filsafat di atas, untuk mengerti lebih lanjut bacalah buku sangat
tebal yang mengupas hal itu.
Pertarungan
sesama kaum idealis dalam kubu mereka sendiri memang tidak terbatas atau
terikat dalam ruang dan waktu, karena ide tidak terbatas, dengan demikian dapat
berlangsung terus menerus mengiringi kehidupan di bumi manusia.
Kaum
materialis yang cinta damai tentu terheran-heran dan tidak habis pikir mengapa
ada sebagian ulah manusia yang menjadi khalifah di bumi menjelang abad
keduapuluh satu ini masih bertingkah anarki serupa di jaman jahiliyah.
****
Ramalan
Joyoboyo, "Korupsi"
11
11
Semasa Orde Lama yang efektif
berjalan sejak Pemilu pertama 1955, pemenang yang tampil empat partai besar:
PNI, NU, Masyumi, dan PKI. Maka semakin memuncak era demokrasi liberal sejak
1945 membawa Republik Indonesia ke arah persaingan kekuasaan dan kekuatan partai
politik. Dimulai dari Maklumat X Hatta, "Silakan bentuk partai-partai
politik", merupakan awal dari sistem liberal/parlementer. Dan diakhiri
oleh Presiden Soekarno dengan Dekrit 5 Juli 1959, sejak itu era demokrasi
terpimpin konsep Angkatan Darat mulai berlaku dan berakhir pada 1998. PKI
partai tersingkir dari panggung sejarah terjadi pada 1965. Maka kekuatan peta
politik yang tersisa menurut Clifford Gertz (Religion of Java, 1960) dan
Frans Husken (Sebuah desa di Jawa), Golongan Santri dan Abangan, di
samping minoritas lainnya.
Seorang
nujum yang hidup pada abad kesebelas Prabu Sri Aji Joyoboyo sudah menulis syair
yang menggambarkan era demokrasi liberal atau parlementer ini berikut segala
macam latar belakang panggung kekuasaan politik, padahal semasa beliau hidup di
masa sistem kekeluargaan dan gotong-royong masih sangat kuat, sebagai
berikut:
Korupsi dapat
dilakukan sambil duduk di belakang meja, memanfaatkan jabatan dengan jadi calo
di dalam departemen sendiri. Para pengusaha yang memanfaatkan jasa calo elite
ini berani menantang pemerintah yang syah dengan memutarbalikkan fakta bahwa
calo suruhannya menjadi kambing hitam untuk melawan negara. Para pengemplang
upeti negara ini kompak satu sama lain dan ditingkahi para koruptor lain yang solider
dengan sesamanya. Kekuatan para koruptor itu bahkan setingkat mafioso dari
Italia merambah gedung dewan rakyat yang terhormat. Di sana siapa saja yang
suaranya paling lantang dan keras dia akan mendapat pengaruh dan menentukan
arah pengambilan keputusan.
Maling lungguh wetenge mblenduk.
Maling wani nantang sing duwe omah.
Begal pada ndhugal.
Rampok padha keplok-keplok.
Akeh wong dakwa dinakwa.
Sing suwarane seru oleh pengaruh.
Santri vs Abangan minus komunis di
tahun 2011 ini tentu tidak akan berlanjut atau menghasilkan demokrasi terpimpin
versi baru, baik versi Soekarno maupun versi Angkatan Darat. Juga tidak mungkin
menghasilkan sistem gotong-royong yang merupakan produk asli bangsa Nusantara.
Yang bakal terjadi ialah menurunnya kinerja pemerintahan karena banyaknya
gangguan-gangguan dari partai oposisi. Pemerintahan yang kuat tentu tidak
disukai oleh negeri adidaya maupun para negara tetangga yang suka mencuri
pulau, maupun yang suka mencuri SDM. Dan kepentingan negara adidaya dan negara
tetangga sebenarnya seiring dan sejalan dengan para koruptor yakni tetap
berputarnya modal mereka di sini, kalau bisa tanpa membayar pajak sesen pun
kepada negara.
Ramalan Joyoboyo, "Bangsa Tionghoa"
12
Sejak
masa silam Negeri Tiongkok dikenal memiliki kebudayaan tua sekaligus
tinggi di antara bangsa di dunia, bangsa Mesir, Mesopotamia, dan bangsa Lembah
Indus. Rasulullah Muhammad s.a.w. bersabda, "Tuntutlah ilmu sampai ke
negeri Tiongkok." Hingga kini, di awal abad keduapuluh satu, Tiongkok telah
memilih dengan mantap menjadi negeri Komunis yang konsisten menjalankan
diktatur proletariat warisan V.I. Lenin. Tentu saja doktrin itu disesuaikan
dengan perkembangan jaman dengan menambahkan doktrin lain yang mencerminkan
dinamika sistem komunis yang sesuai jamannya.
Menurut
kajian ilmiah para sejarahwan modern, manusia Nusantara beserta kebudayaannya
berasal dari Indochina. Itu berarti bukan hanya bangsa Indochina yang
bermigrasi ke Nusantara akan tetapi juga bangsa Tionghoa kuno.
Dengan
latar belakang semacam itulah tidak mengherankan bahwa peranan bangsa Tionghoa
sangat signifikan dan penting, juga dominan, dalam menentukan kejayaan maupun
keruntuhan negeri Nusantara sejak masa silam, baik dalam soal perbuatan yang
baik maupun dalam soal yang tidak baik alias jahat. Jangan lupa dengan peran
satu orang dengan seribu nama: Sam Po Toa Lang, Sam Po Kong, atau Ma San Pao,
Cheng Ho, Dampo Awang dalam memasukkan ajaran Islam sekaligus mendirikan
kerajaan Islam pertama di Jawa, tentu saja setelah berhasil menggusur kerajaan
Syiwa-Buddha di Jawa. Di bidang ekonomi mereka sangat jaya, mulai dari sektor
pedagang perantara satu, dua, dan tiga alias pedangang besar. Kebaikan dan
kejahatan bangsa Tionghoa tentu setua kebudayaan mereka. Yang baik kalau bicara
soal pengusaha raksasa kadang dinamai konglomerat putih dan yang sebaliknya
dinamai konglomerat hitam. Dua jenis ini kadang juga saling bertarung adu
kekuatan demi memajukan bisnis mereka, kekuatan baik dan tidak baik. Dalam
dunia politik tentu pengaruh mereka sesuai dengan pedalaman mereka sendiri
yakni pertarungan di antara mereka yang pro Tiongkok Daratan melawan mereka
yang pro Taiwan. Oleh sebab itu bagi non-Tionghoa jangan hantam kromo dan
gebyah uyah bahwa bangsa Tionghoa di Nusantara itu bersatu padu, mereka juga
punya pilihan masing-masing sesuai kebutuhan dan kehidupannya sendiri.
Maka tidaklah
mengherankan bahwa Prabu Sri Aji Joyoboyo dari abad kesebelas sudah meramalkan
tentang bangsa Tionghoa jahat sebagai berikut:
cina alang-alang keplantrang
dibandhem nggendring
melu Jawa sing padha eling
sing tan eling miling-miling
mlayu-mlayu kaya maling kena tuding
eling mulih padha manjing
Bangsa Tionghoa tetap berusaha berpindah-pindah akan tetapi dalam koridor wilayah Nusantara jika dalam keadaan darurat. Mereka yang tersadar terhadap kesalahan sendiri berusaha mendekati orang Jawa (penduduk setempat). Mereka yang tidak mau sadar akan kesalahan terus merasa was-was bak seorang pencuri yang tertangkap basah, kemudian hidup dalam pelarian dengan cara berpindah-pindah tempat tinggal. Mereka (bangsa Tionghoa) yang tidak bersalah apapun dan memutuskan tetap tinggal di tempat, akhirnya dibenci oleh penduduk sekitarnya.
melu Jawa sing padha eling
sing tan eling miling-miling
mlayu-mlayu kaya maling kena tuding
eling mulih padha manjing
Bangsa Tionghoa tetap berusaha berpindah-pindah akan tetapi dalam koridor wilayah Nusantara jika dalam keadaan darurat. Mereka yang tersadar terhadap kesalahan sendiri berusaha mendekati orang Jawa (penduduk setempat). Mereka yang tidak mau sadar akan kesalahan terus merasa was-was bak seorang pencuri yang tertangkap basah, kemudian hidup dalam pelarian dengan cara berpindah-pindah tempat tinggal. Mereka (bangsa Tionghoa) yang tidak bersalah apapun dan memutuskan tetap tinggal di tempat, akhirnya dibenci oleh penduduk sekitarnya.
Ramalan
Joyoboyo "Perang Dalam Negeri Nusantara"
13
13
Dalam perang paregreg pertama di
masa Majapahit berakhir dengan runtuhnya Kerajaan Adidaya di bumi Selatan itu
sendiri. Selanjutnya dalam perang paregreg kedua atau perang penghancuran diri
pada September 1965, berakhir dengan perang saudara yang menelan korban lima
juta jiwa penduduk Nusantara, baik dari golongan komunis maupun Soekarnois dan
golongan agama
Ramalan
Joyoboyo "tentang agama
Ramalan pertama
Sri Aji Joyoboyo
"Murcane
Sabdo Palon Noyo Genggong"
Sri Aji Joyoboyo memprediksi agama
Hindu-Buddha berkembang 1000 tahun di Nusantara beserta kejayaan bagi kerajaan
yang memeluk agama tersebut. Seiring dengan perkembangan Hindu-Buddha di Tanah
Jawa dan Nusantara juga lahir pula seorang utusan-Nya pembawa Islam pada 571
Masehi di Mecca yakni Rasulullah Muhammad s.a.w. sang penerima firman Allah s.w.t.
tersusun dalam Al-Qur'an yang mahasuci didampingi Hadist Nabi yang dimuliakan.
Usai 1000 tahun
berkembang Hindu-Buddha maka sudah pada tempatnya giliran bagi yang lain, yakni
akan digantikan oleh Islam sebagai agama negara bagi kerajaan di Jawa dan
Nusantara. Sri Aji Joyoboyo juga menyatakan Dang Hyang Tanah Jawi Sabdo Palon
dan pendahulunya Noyo Genggong akan murca dari marcapada selama perkembangan
agama Islam berkembang dengan bangkitnya kerajaan Islam di Jawa. Sabdo Palon
tidak akan mencampuri Islam dan perkembangannya di Jawa dan Nusantara demi
membikin manusianya jadi manusia komplit alias sempurna.
Maka terimalah,
sudah menjadi takdir kerajaan Hindu-Buddha yang gemilang Majapahit berganti
kerajaan Islam pertama di Nusantara Demak. Dan sayang sekali karena baru
berdiri kerajaan Demak yang tidak memiliki angkatan laut sekuat Majapahit harus
berhadapan dengan kekuatan unggul dari Eropa sehingga hanya dapat sedikit
menahan masuknya pelaut bersenjata Portugis, bahkan Portugis berhasil memasuki
Nusantara tanpa menemui lawan tangguh di medan laut. Dan berturut-turut bangsa
Barat berikutnya Belanda bahkan sangat cerdik untuk mengadu domba
kerajaan-kerajaan sisa Majapahit sehingga saling bertempur satu sama lain.
Selanjutnya Belanda tinggal memetik hasilnya yakni menguasai kedua belah pihak
dalam segala hal, terutama mengandalkan keunggulan kekuatan laut dan
persenjataan maju yang berhasil dikembangkan Eropa, mesiu atau senjata api
mulai ukuran senapan hingga meriam.
Dengan demikian
kekalahan kerajaan Islam terhadap gempuran bangsa Eropa bukanlah menjadi
tanggung jawab danghyang tanah Jawi Sabdo Palon Noyo Genggong. Dan andai kata
kerajaan Islam atau negara yang menjunjung Islam memperoleh kejayaan maka itu
pun bukan melalui campurtangan sang pepunden Nusantara.
Tiap-tiap masa
sebuah kerajaan bangkit dan hancur mengalami hal yang sama dengan siklus
bintang. Dan semua kerajaan di Jawa mengakui Semar sebagai penguasa gaib dari
dunia gaib dengan kemampuan khususnya mengejawantah sebagai manusia biasa.
Semar bisa berperan sebagai abdi, punakawan, dan bahkan penasihat utama negara.
Tokoh ini selalu turut hadir bersama jatuh-bangunnya kehidupan sederhana maupun
sebuah pemerintahan rumit dalam kerajaan. Dan Semar yang terakhir dalam siklus
perkembangan 1000 tahun Hindu-Buddha ialah Sabdo Palon Noyo Genggong.
Majapahit yang jaya di laut dan di bumi Selatan, sementara Tiongkok yang berada
di bumi Utara adalah pengimbang tatanan politik dunia pada masa itu. Bumi
Selatan ada dalam genggaman Majapahit dan dengan keruntuhan Majapahit maka
tatanan politik dunia menjadi jomplang dan dengan mudah pula bangsa Barat
berkulit putih mengkolonisai bumi selatan mulai dengan Afrika, Amerika Latin,
dan Asia Selatan menjadi jalur tanpa ada penjagaan laut yang kuat.
Kehancuran
Majapahit oleh berkembangnya Islam yang masuk ke Jawa adalah sebuah siklus
sejarah perkembangan kelas, dan perjuangan kelas. Sabdo Palon Noyo Genggong
tahu bahwa Islam harus berkembang di Jawa dan Nusantara maka dari itu ia bersiap-siap
untuk murca dari peranannya mengawal takhta dalam kurun 1000 tahun terakhir.
Dalam sumpahnya, ia akan hadir kembali dalam jangka 500 tahun, adakah itu
mengisyaratkan Islam akan menemui persoalan rumit setelah berkembang 500 tahun
di Nusantara?
"Murcane
Sabdo Palon Noyo Genggong" ramalan Prabu Joyoboyo yang pertama memang
menjadi kenyataan tatkala Raja Majapahit yang terakhir Brawijaya memilih
meninggalkan agama negara sendiri dan memeluk Islam. Dengan sendirinya Sabdo
Palon memutuskan untuk menghilang atau murca dengan cara baik-baik dari hadapan
Sri Brawijaya, "Yang Mulia, kami tidak akan melawan perkembangan sejarah,
sejarah yang terus berkembang maju tak pernah mundur seinci pun itu, dan di
hadapan Yang Mulia maka Kami berjanji akan kembali kelak di mana bumi manusia
mengalami gonjang-ganjing dan segalanya harus dimulai dari awal lagi. Demi
melindungi Tanah Jawa dan Nusantara serta bumi selatan. Howght!"
demikianlah ucapan terakhir sebagai kata pamit Sabdo Palon. Majapahit tak pelak
lagi meluncur menemui kehancurannya, atas kehendak takdir sejarah.
Ramalan Kedua
"Semut
ireng anak-anak sapi"
Marcopolo penjelajah Italia pada
1292 meninggalkan daratan Tiongkok setelah bermukim sekian
tahun membawa berita dunia menakjubkan bagi benua Eropa. Duaratus tahun
kemudian 1492 Christophorus Columbus juga orang Italia mendarat di benua milik
bangsa Indian Amerika Utara dan mengabarkan bahwa dunia berbentuk bulat, bundar
bola.
Bangsa Eropa
berkulit putih terkenal sangat rajin dan ulet bekerja bagai semut hitam,
dan selalu meminum susu sapi sejak bayi. Mereka mulai gelisah dan
menyiapkan diri dengan kapal-kapal layar kecil gesit dan cepat begitu
mengetahui kabar ada dunia besar lain penuh tantangan petualangan.
Bertahun-tahun mereka perlukan mendesign kapal yang dipersenjatai untuk
mengarungi samudera menemukan dunia baru dalam rangka mencari bahan mentah
baru, dan rempah-rempah dari sumbernya langsung di dunia Timur atau
di belahan dunia lain.
Ramalan Sri Aji Joyoboyo kedua, "semut ireng anak-anak sapi" telah terbukti kebenarannya sejak pertama kali dikumandangkan duaratus tahun yang silam dihitung sejak Marco Polo tiba di Tiongkok bersamaan waktunya dengan berdirinya Majapahit.
Ramalan Sri Aji Joyoboyo kedua, "semut ireng anak-anak sapi" telah terbukti kebenarannya sejak pertama kali dikumandangkan duaratus tahun yang silam dihitung sejak Marco Polo tiba di Tiongkok bersamaan waktunya dengan berdirinya Majapahit.
Majapahit berdiri
1293 bersamaan waktunya bangsa Eropa mulai memodernisasi kapal-kapal laut
mereka dengan bantuan orang semacam Marcopolo yang kembali dari
negeri Timur terutama Tiongkok dengan membawa cerita hebat kemajuan teknologi
baru dan menerapkannya di Eropa.
Majapahit dan benua
Eropa berlomba membangun kebesaran masing-masing dengan kapal-kapal laut yang
siap bertempur di tengah samudera, Majapahit berada di balik bumi daripada
benua Eropa maupun Amerika. Kelak bangsa Eropa berhasil memasuki wilayah
Majapahit Nusantara tak perlu berperang menghadapi kekuatan hebat Majapahit
karena sedang mengalami konflik intern yang menghancurkan diri-sendiri dalam
perang paregreg. Kekuatan adidaya di bumi belahan Selatan itu hancur sama
sekali sehingga tidak pernah berkesempatan menghadapi bangsa kulit putih yang
datang untuk menginvasi dunia.
Hindu-Buddha
Majapahit tergusur oleh kerajaan Islam yang tidak memiliki angkatan laut
yang sekuat Majapahit, akan tetapi memiliki angkatan darat yang tak kalah hebat
dengan milik Majapahit. Mereka berhimpun dengan kekuatan Islam di mana-mana
yang siap siaga menghadapi bangsa Eropa Nasrani dengan kapal perang
bersenjata yang sulit ditaklukkan di mana-mana. Siapa yang lebih unggul dalam
pertarungan itu? Konflik perang salib di Eropa dan perbatasan dengan Asia
berpindah ke dunia baru, Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin, dan Asia Tenggara
serta Asia Timur. Pasukan Tiongkok yang dikirimkan ke perairan Selatan (Nan
Yang) tidak begitu kuat untuk membantu kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara
menahan banjir bandang kapal-kapal orang Eropa. Tiongkok bahkan berperan dalam
merontokkan kekuatan Majapahit sehingga tak ada tameng di perairan Selatan yang
cukup disegani di masa sebelumnya. Kekuatan Tiongkok lebih dipusatkan untuk
menjaga keamanan di belahan bumi Utara. Sehingga tidak mampu mengisi kekosongan
yang ditinggalkan Majapahit.
Paus Leo X gerah
dengan pertikaian sesama bangsa Eropa Nasrani memperebutkan daerah baru di
belahan dunia lain, sudah menjadi kewajiban Sri Paus untuk mendamaikan hal
tersebut dengan mengeluarkan Jus Patronatus atau Padroado pada
1514. Spanyol mendapat bagian berlayar ke Barat dan Portugis mendapat bagian
berlayar ke Timur.
Dua kekuatan
Nasrani yang berlayar berlawanan arah ini akhirnya benar-benar mengelilingi
dunia dan bentrok di kepulauan Philipina, Spanyol bertahan di kepulauan
tersebut, Portugis mencelat ke Timor Timur. Dua-duanya berusaha memantau dan
tetap "ndedepi" kepulauan Maluku penghasil rempah-rempah
antara lain pala, minyak kayuputih, dan cengkeh.
Sementara itu ada
sebuah bangsa Eropa lain, semut ireng paling rajin bekerja: membendung laut
untuk dijadikan daratan dan memiliki sapi penghasil susu paling banyak di
daerah Friesland, dan meminum susunya lebih banyak daripada bangsa lain yakni
bangsa Belanda. Cornellis de Houtman mendarat di Batavia atau Sunda Kelapa pada
1596. Bangsa yang paling rajin dan tertib administrasinya ini berhasil
menguasai wilayah Nusantara dengan menaklukkan kerajaan Islam dan sisa-sisa
pecahan kerajaan Majapahit: Makasar, Kalimantan, Aceh, Bali, Papua, dan Nusa
Tenggara. Inilah kedatangan bangsa asing yang sudah diramalkan oleh Sri Aji
Joyoboyo limaratus tahun sebelumnya, "semut ireng anak-anak sapi".
Belanda bertahan
menguasai Nusantara selama tigaratus limapuluh tahun, dan terusir bersamaan
waktunya dengan kedatangan ramalan Joyoboyo keempat, "kejajah saumur
jagung karo wong cebol kepalang" alias bangsa Jepang.
Ramalan
Ketiga
"Kebo
nyabrang kali"
Georgi Dimitrov salah satu petinggi
Komintern atau Komunis Internasional dituduh oleh pengadilan Jerman Adolf
Hitler mendalangi sebuah aksi kerusuhan membakar reichstaat Jerman. Pokok
pangkal inilah Hitler telah merekayasa tuduhan yang tidak terbukti maka
dianggap mengumumkan genderang perang terhadap komunisme.
Dimitrov pun
memaklumatkan seruan ke seluruh kubu komunis berperang terhadap fasisme. Maka
Jerman menghadapi lawan tangguh negeri-negeri sosialis dan terutama Sovyet Uni,
negeri sosialis pertama di dunia.
Semenjak krisis
ekonomi 1929 Adolf Hitler tampil memimpin Nazi 1933 dan menggerakkan Jerman
dengan fokus utama industri Jerman ialah membangun kekuatan militer
besar-besaran, dan dalam tempo lima tahun 1938 kekuatan militer yang terkuat di
Eropa itu menganeksasi Austria. Sekutu yang dimotori Inggris dan Amerika
Serikat belum mengambil tindakan sampai Jerman Hitler menyerbu Ceko dengan
kekuatan militer besar-besaran melancarkan dan menguji coba blitzkriegnya yang
gemilang. Akhirnya 3 September 1939 Sekutu mengumumkan perang terhadap Jerman.
Sementara itu berturut-turut balatentara Jerman berhasil menaklukkan Prancis
dan tak ketinggalan Belanda, Belgia tunduk pada keperkasaan Jerman.
Dalam
bayang-bayang pasukan Hitler yang menggentarkan itu maka pemerintahan kerajaan
Belanda mengungsi ke Inggris, menyeberangi selat Channel. Sementara Belanda
bergabung dengan Sekutu berperang terhadap Jerman, negeri jajahan Hindia
Belanda atau Nusantara mengambil sikap netral terhadap Jerman. Hengkangnya
pemerintah Kerajaan Belanda mengungsi ke Inggris inilah yang telah diramalkan
oleh Raja Kediri Sri Aji Joyoboyo, "Kebo nyabrang kali."
Hindia Belanda
terlalu jauh dari pasukan blitzkrieg Hitler di Eropa, akan tetapi terlalu dekat
bagi sekutu Jerman di Timur Jauh yakni Jepang. Masuknya Jepang ke Hindia
Belanda pada giliran terakhir dalam serbuan pasukan Negeri Matahari Terbit itu
sekali lagi pemerintahan jajahan seberang lautan Hindia Belanda mengungsi ke
Australia. Kebo nyabrang kali untuk kedua kalinya. Belanda mengungsi karena
sudah terlalu kenyang mengeruk kekayaan di Nusantara, kekayaan itu disetor
untuk mengenyangkan negeri induk Nederland yang terbukti tidak kuat bergerak
menghadapi serbuan Jerman. Sama halnya negeri induknya Hindia Belanda yang
kekenyangan tidak mampu menghadapi pasukan Negeri Sakura yang beringas masih
kelaparan menyedot semua sumber daya alam dan kekayaan negeri yang
ditaklukannya.
Hengkangnya
pemerintah pusat kerajaan Belanda dan juga pemerintahan jajahan mengungsi
menyeberangi lautan itulah yang sudah diramalkan oleh Joyoboyo raja Kediri
delapan ratus tahun yang silam.
Hindia-Belanda
tidak sendirian menghadapi serbuan Jepang, juga Inggris di Malaya, Singapura,
dan pasukan Prancis di Indocina serta Amerika Serikat di Filipina. Semua saja
menyeberangi lautan untuk mengungsi menyelamatkan ekor sendiri meninggalkan
anak jajahan diambil orang lain.
Seekor kerbau
punya hobi mandi di kubangan yang berisi air, apalagi di sebuah sungai yang
melimpah-ruah airnya, ia tidak mungkin mau mentas dan menyeberangi sungai tanpa
alasan yang luarbiasa. Alasan agar seekor kerbau menyeberangi sungai cuma dengan
dipaksa atau terpaksa saja. Karena kerbau yang sudah kenyang makan dan kenyang
berendam di air akan cenderung bermalas-malasan saja. Dan yang memaksa kerbau
Belanda hengkang ialah kekuatan militer unggul bangsa lain. Sementara kekuatan
militer sendiri tidak siap digunakan menghadapi serbuan dari luar semacam itu,
melainkan hanya dipersiapkan dan digunakan untuk menindas pribumi jajahan yang
tidak bersenjata dan lemah dari segi apapun. Pasukan militer Belanda punya
kemampuan militer hanya sekelas menundukkan kerajaan-kerajaan kecil di
Nusantara. Belanda lebih menggunakan akal yang diwujudkan dengan politik
pecah-belah dan kuasailah. Dan terutama berkat bantuan Pribumi sendiri yang
lebih memilih berpihak pada kekuatan asing.
Pasukan
blitzkrieg Jerman akhirnya gagal menghadapi Tentara Merah di front Timur dalam
daerah Uni Sovyet. Kekalahan di Russia itu menyebabkan keruntuhan kekuatan
Jerman, dan Hitler bunuh diri atau dibunuh oleh pihak tertentu. Dengan demikian
pada akhirnya pasukan militer Jerman menyerah pada Sekutu setahun lebih dulu
daripada menyerahnya kekaisaran Jepang pada Amerika Serikat karena ledakan bom
atom di jantung kota Jepang yang dijatuhkan dari pesawat militer Amerika
Serikat. Sovyet Uni atau Uni Sovyet yang berada di pihak Sekutu ikut berhak
keluar sebagai salah satu negeri pemenang Perang Dunia Kedua, dunia komunis
mendapat kehormatan dengan keunggulan pasukan Merah Uni Sovyet. Dan anugerah
kemenangan itu juga dipersembahkan bagi petinggi Komintern Georgi Dimitrov yang
gagah berani membela Komintern dan komunisme di depan pengadilan fasis Jerman
Adolf Hitler atas tuduhan palsu hasil kerja rekayasa intelijen Nazi Jerman
dalam mengenyahkan hantu komunis sejagad.
Ramalan Keempat
"Kejajah
saumur jagung
karo
wong cebol kepalang"
8 Maret 1942 Balatentara darat,
laut, dan udara Dai Nippon dan pasukan sipil bunga Sakura yang berani mati dan
selalu menang dalam pertempuran melawan bangsa Barat mendarat di segenap
penjuru wilayah Nusantara. Lunaslah ramalan Joyoboyo keempat, "kejajah saumur
jagung karo wong cebol kepalang". Tentara Kerajaan Belanda tidak kalah
gagah-berani menghadapi pasukan dari negeri Asia yang pernah menaklukkan
Manchuria, wilayah kerajaan Tsar Rusia pada 1904-1905.
Semangat tentara
kerajaan masih kalah dengan tentara kekaisaran Matahari Terbit, Dewa Amaterasu
berpihak pada sang penyerbu dari Utara. Sejak masa kuno orang-orang di
Nusantara sudah diperingatkan oleh nenek-moyang agar selalu waspada terhadap
arah Utara, karena dari sanalah musuh datang menyerang, dari Utara juga bencana
bakal datang di Tanah Jawa. Oleh sebab itu ada sedikit peninggalan warisan
leluhur sejak seribu tahun silam atau masa Prabu Joyoboyo dari kerajaan Kediri
bertakhta, yakni, "jangan membikin tungku atau luweng untuk memasak
mulutnya menghadap ke Utara." Satu lagi, "jangan membuat kakus atau
wc yang posisi orang yang mendudukinya sampai menghadap ke arah Utara."
Bahkan seorang
pujangga masyhur Nusantara menulis soal arus balik dari Utara yang terus
mengalir ke Selatan: ilmu pengetahuannya, budayanya dan barang-barang
dagangannya. Sebaliknya di masa keemasan Majapahit, dan bahkan sejak jaman
kerajaan Srivijaya arus mengalir ke Utara: ilmu pengetahuan, budaya, dan
barang-barang produk unggulannya.
Hinomaru berkibar
di seluruh Pantai Timur benua Asia sampai ke lautan Pasific di Timur Papua.
Terbentuklah garis pertahanan militer yang sangat lebar dan sulit dijaga dari
serbuan pasukan Sekutu yang dipimpin negeri Paman Sam. Berturut-turut hengkang
dari wilayah koloni atau jajahannya: Prancis di Indocina, Belanda di Hindia
Belanda, Inggris di Malaya, dan Singapura. Bangsa Jepang berhasil mengubah peta
politik dunia, khususnya di Asia.
Prabu Joyoboyo
sudah mengidentifikasi bangsa cebol kepalang ini seribu tahun yang lalu bakal
menjadi superpower di bidang militer. Dalam pandangan Jawa yang kecil akan
mengalahkan yang besar, rang cebol kepalang atau bertubuh pendeklah yang bakal
mengalahkan orang-orang besar dari Barat.
Pribumi Nusantara
yang terpuruk melata di bahwa kaki bangsa Barat selama tigaratus limapuluh
tahun mendadak sontak dibangunkan dari tanah dengan didikan pasukan Jepang yang
keras dan tak kenal ampun. Senjata mulai diberikan kepada Pribumi yang mau
berjuang bersama Jepang untuk menghadapi bangsa Barat atau Sekutu. Korban selama
masa pendidikan militer Jepang berjatuhan, kesengsaraan hidup melanda rakyat di
segenap wilayah Nusantara. Kelak buah kesengsaraan itu yang diawali hengkangnya
bangsa Barat membikin Pribumi harus berdiri di atas kaki sendiri di atas tanah
tumpah darah negeri sendiri dan memerintah bangsa sendiri, semua itu dapat
ditempuh dengan merebut kemerdekaan dan kedaulatan ibu pertiwi Nusantara.
Dai Nippon
diramalkan menjajah Nusantara selama seumur benih jagung dapat disimpan, tiga
setengah tahun! Dai Nippon yang bergabung dengan Jerman Hitler masih terus
berjuang sendiri dengan ulet dan tekun. Sekutu merasa biaya militer sudah
terlampau besar dikeluarkan di medan Eropa menghadapi Jerman dan sekutunya.
Untuk menaklukkan pasukan Dai Nippon yang memiliki garis pertahanan begitu
panjang di Asia Timur dan sebagian kepulauan di Pasifik pada akhirnya Sekutu
atau Amerika Serikat memilih menggunakan cara ekonomis dan praktis: meledakkan
bom nuklir di jantung wilayah Jepang. Walhasil pemenang perang dunia kedua yang
sejati adalah senjata nuklir dan bukan Amerika Serikat. Pasukan Amerika tidak
mati-matian dalam mengalahkan Jepang dengan cara yang umum dan terhormat.
Jepang tidak
sepenuhnya kalah di medan peperangan akan tetapi kalah karena atas instruksi
pimpinan tertingginya Kaisar Jepang.
Bangsa cebol
kepalang itu selama menduduki Jawa dan Nusantara menghadapi lawan-lawan
tangguhnya: partai komunis Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah,
partai sosialis, partai nasionalis, dan orang-orang Islam progresif lainnya,
dan tentu saja segenap rakyat Nusantara. Segenap komponen perlawanan itu telah
memilih pemimpin mereka: Bung Karno. Bung Karno tidak terang-terangan memusuhi
Jepang, akan tetapi mengambil taktik berpijak di dua tempat sekaligus. Kaki
kiri berada bersama pasukan Dai Nippon, sementara kaki kanannya bahu-membahu
melawan Jepang dengan berbagai cara bersama pejuang Pribumi lainnya.
Bung Karno tahu
siapa-siapa yang berjasa dalam merebut kemerdekaan, orang komunis, orang
nasionalis, dan orang sosialis, dan orang Islam dan seterusnya.
Dai Nippon
menyerah kepada bom nuklir milik Amerika Serikat pada 14 Agustus 1945. Pemenang
perang dunia kedua lainnya Sovyet Uni dedengkot negeri komunis pertama di dunia
rupanya tidak dapat hidup berdampingan secara damai dengan negeri kapitalis
lainnya, karena sudah sejak manifes komunis diluncurkan pada abad kedelapan
belas hantu komunis tidak pernah ditolerir oleh paham lain di dunia ini.
Sasaran tembak Amerika adalah negeri komunis Soviet Uni dan berakibat timbulnya
Perang Dunia Dingin. Dua ideologi mengelompokkan diri masing-masing dengan
memilih salah satu pihak. Slogan Amerika lebih keras lagi, "berkawan
dengan kami memusuhi komunis atau menjadi musuh besar kami." Tidak adanya
pilihan netral sama sekali.
Imbas Perang
Dunia Dingin itu sangat mewarnai kemerdekaan yang akhirnya dikumandangkan oleh
Penyambung Hati Rakyat Indonesia: Soekarno didampingi M. Hatta. Semasa
pendudukan Jepang keduanya sudah sering menyusun strategi bersama menghadapi
masa depan. Mereka dalam menyikapi Perang Dunia Dingin mengambil sikap
berlawanan. Bung Karno bersikap Netral sementara Hatta memihak memusuhi
komunis. Dua peran antagonis dari kedua proklamator RI itulah yang pada
akhirnya melahirkan drama-drama perang kemerdekaan yang memilukan. Bangsa
sendiri bertempur dengan sesama saudara sendiri.
Perang saudara
antar bangsa sendiri sejak perang kemerdekaan ternyata terus membesar dan
puncak klimaksnya termaktub dalam ramalan Joyoboyo kelima, "pitik tarung
sak kandang."
Ramalan Kelima
"Pitik
tarung sak kandang"
Pada 30 September 1965 di lapisan
stratosfir langit malam, pada radius tiga kilometer dari kraton Sri Aji
Joyoboyo, para penduduk menyaksikan "lintang kemukus" bergerak
pelahan ke arah utara. Benda langit cerah bersinar persis pesawat angkasa luar
yang diidentifikasi selama berabad "lintang kemukus" yang bergerak
lambat di langit itu menjadi pertanda datangnya peristiwa besar di jagad
manusia.
Malam-malam
perburuan 20 juta anggota komunis di Nusantara mulai dicanangkan. Partai
komunis ketiga terbesar di dunia berada dalam kepungan negeri berpenduduk
muslim terbesar di dunia. Sepuluh tahun yang silam kaum komunis berhasil
menempati anak tangga keempat dalam pemilu paling demokratis di negeri
Pancasila, suatu sintesis ideologi-ideologi yang ada di gelanggang politik
dunia dicetuskan Bung Karno, penyambung hati rakyat Indonesia.
Sri Aji Joyoboyo
seorang putra dari cinta sejati Dewi Sekartaji dan Inu Kertapati, kedua remaja
pilihan ini adalah putra mahkota dari dua kerajaan di tepi sungai Brantas.
Perkawinan kerajaan yang mereka jalani sebelumnya penuh dengan drama percintaan
paling dikenang selama berabad oleh penduduk Jawa bagian Timur.
Dewi Sekartaji
dan Inu Kertapati yang belum bertemu satu sama lain sempat menolak perjodohan
dua kerajaan atas diri mereka. Dewi Sekartaji mengembara bertahun-tahun,
demikian pula Inu Kertapati, keduanya remaja paling cantik dan paling tampan di
kerajaan Daha dan Jenggala. Singkatnya mereka akhirnya bertemu di pulau Dewata
dan saling jatuh cinta satu sama lain. Perkawinan pun berlangsung meriah, dua
kerajaan digabungkan, dan dari hasil cinta sejati mereka lahirlah seorang
manusia unggul Sri Aji Joyoboyo yang kelak marak menjadi raja kerajaan Kediri.
Dalam masa pemerintahannya sastra dan seni berkembang luar biasa pesatnya.
Perkataan yang berwujud ramalan-ramalan dari segenap cerdik-pandai di seluruh
negeri dikumpulkan dan dipilih yang terbaik untuk dipersembahkan kepada yang
mulia Sri Aji Joyoboyo. Dengan bahan melimpah itulah sang raja besar itu
mempublikasikan ramalan kelima "pitik tarung sak kandang" untuk
menggambarkan perang saudara masa depan di tanah Jawa.
Gerakan september
1965 memicu pertarungan dua ideologi yang bertentangan, di satu sisi kubu
materialis, yang diwakili oleh 20 juta komunis, di sisi lain terdapat kubu
idealis, yang diwakili 60 juta muslim. Kaum komunis menggunakan sistem filsafat
materialisme dialektis. Kaum muslim masuk kubu idealis. Jika kedua sistem itu
berhadapan dalam realitas kehidupan maka yang terjadi adalah pertentangan
paham, tidak kurang-kurangnya Bung Karno berusaha mendamaikan pertentangan
komunis dan Islam dalam wadah Nasakom, lebih lanjut lagi di forum legislatif
dibentuk kabinet "gotong-royong". Usaha kecil Bung Karno yang
memiliki visi luar biasa sejak 1926, berusaha menghindarkan terjadinya
"pitik tarung sak kandang". Bung Karno sangat menguasai ramalan Sri
Aji Joyoboyo tersebut.
"Pitik
tarung sak kandang" artinya ayam peliharaan yang setiap pagi dan petang
berada dalam ruangan yang sama. Ayam dalam satu ruangan itu setiap hari hidup
rukun di luar ruangan. Kandang di sini bukan kandang yang rapat, ayam yang
dipelihara penduduk di Jawa biasanya dibuatkan pijakan-pijakan bambu atau kayu
untuk tidur si ayam. Ayam tersebut bebas keluar masuk ruangan kapan saja atas
kemauan sendiri. Mereka berada dalam rumah yang sama dan hidup rukun. Sangat
jarang terjadi ayam dalam satu "kandang" saling berkelahi di dalam
kandangnya. Bahkan tidak pernah terjadi perkelahian ayam dalam kandang bebasnya
itu. Perkelahian kecil biasanya rebutan tempat "mangkring" yang kuat,
ayam dewasa, memilih berada di depan. Ayam muda oleh pemiliknya dipisahkan,
dikurung tersendiri.
Dalam kandangnya
puluhan ayam itu tidak pernah berkelahi karena mereka hanya berkumpul pada
petang hari untuk mulai tidur malamnya yang berlangsung hingga subuh. Saat
mereka terbangun dan keluar kandang itulah sang pemilik menjamu santapan
pertama, selanjutnya terserah anda mau cari makan di mana.
Dalam enam bulan
saja komunis dibantai lawan-lawannya, segenap peranan mereka telah disingkirkan
dari pemerintahan, pers, dunia pendidikan dengan memenjarakan tanpa proses
pengadilan. Jutaan pegawai aparat pemerintah Bung Karno tidak perlu dibayarkan
pensiun mereka, walau sudah bekerja sejak perang kemerdekaan. Sangat ekonomis!
Pembantaian kaum
komunis yang tengah terjadi itu adalah hasil provokasi oleh oknum yang dimaksud
dalam ramalan keenam sri Aji Joyoboyo: "kodok ijo ongkang-ongkang",
yang berkuasa tepat selama empat windu. "Kodok ijo ongkang-ongkang" dibantu
oleh pihak asing yang tengah menjalankan doktrin McCarthy, membasmi komunis
dari muka bumi.
Komunis Indonesia
musnah tak bersisa yang tersisa onggokan arang yang mengepulkan asap tipis. Di
musim penghujan bakal tumbuh tunas baru di tumpukan berwarna hitam itu, karena
negeri Nusantara sangat subur untuk mengubah kegersangan menjadi hijau kembali
dengan tumbuhnya beraneka tanaman baru, termasuk yang sudah dianggap musnah.
Ramalan Keenam
"Kodok
ijo ongkang-ongkang"
Partai Komunis Indonesia hancur
berantakan dalam semalam, bahkan tanpa seorang pun pasukan Amerika Serikat
nongol di sini untuk turun tangan langsung. Di Vietnem sana di waktu yang
bersamaan pasukan Amerika Serikat sudah lebih dari setengah juta pasukan
bekerja keras turun tangan langsung dalam membasmi orang-orang komunis
Vietcong. Usaha Amerika itu tidak juga berhasil mengatasi terowongan tikus
orang Vietnam yang tersohor itu. Tidak cukup dengan pasukan militer, juga ikut
diterjunkan ke medan pertempuran Vietnam segala jenis senjata modern, senjata
kimia, senjata biologi semua saja ditujukan untuk membasmi manusia komunis
Vietnam. Amerika gagal menghadapi pasukan komunis Vietnam, karena
orang-orang komunis Vietnam lebih unggul daripada orang-orang komunis Indonesia
yang masih dibangunkan oleh Bung Karno nasion dan character rakyatnya. Paman Ho
atau Ho Chi Minh lebih berhasil membangun character dan nation rakyat Vietnam.
Paman Ho mendapat bantuan dari tetangga akrabnya Republik Rakyat Tiongkok yang
dikomandani Kawan Mao Dze Dong yang masyhur dalam memimpin Tentara Merah
Tiongkok berhasil mengalahkan pasukan Chiang Kaishek, Kuomintang dukungan
Amerika Serikat.
Jangan dilupakan
peran sentral Zhou Enlai, Perdana Menteri Tiongkok yang disebut-sebut lebih
dulu menjadi anggota PKT daripada sang ketua Mao sekitar 1921. Kawan Zhou dan
Paman Ho dekat sekali hubungannya terutama tatkala Vietnam membutuhkan sokongan
moril maupun materil dalam menahan serangan pasukan militer Amerika Serikat
pemenang perang dunia kedua, kekuatannya tak diragukan lagi.
Ramalan keenam
Joyoboyo, "Kodok ijo ongkang-ongkang" bisa berarti berkuasanya kaum
hijau yang juga bisa berarti hijau daun atau hijau berlian. Hijau berlian
berarti simbol pakaian militer angkatan darat. Hijau daun berarti bendera salah
satu negeri di jazirah Arab, Saudi Arabia simbol dunia Islam.
Kodok ijo
mengeluarkan suara dari kantung udaranya dan terdengar,
"oooong....kaaaang, oong... kang.....ong....kang.". Suara sang kodok
itu di musim banjir penghujan sangat riuh-rendah, bahkan ribuan kodok ijo
berkumpul menjelang hari mulai gelap untuk melantunkan orchestra simfoni,
"ong-kang-ong-kang" mengisi keheningan malam basah oleh banjir atau
hujan terus-menerus. Sang kodok begitu riuhnya memperdengarkan kemerduan
suaranya dengan satu tujuan menarik lawan jenisnya untuk dikawininya.
Tanpa ada air
melimpah ruang di kebun atau di halaman rumah atau di tegalan, maka tak akan
datang kodok ijo dan riuh-rendah sepanjang malam bersimfoni ria. Banjir darah
akibat gerakan September 1965 mengundang militer angkatan darat turun ke arena
untuk mengambil alih kekuasaan di Nusantara dari tangan Bung Karno yang
berusaha membikin keseimbangan antara PKI dan AD.
Dengan sendirinya
AD yang hijau itu menjadi kekuatan dominan di Nusantara dan mendukung penguasa
baru Jendral Suharto yang fasis dan otoriter sehingga berhasil berkuasa selama
empat windu untuk membikin rakyat Nusantara seragam berfikir dan berbuat dalam
hidupnya. Mau coba pikiran dan suara lain, hadiahnya penjara. Kalau agak ringan
kesalahannya akan mendapatkan hadiah "diponggal-panggil" koramil atau
kodim. Di sana dapat bogem mentah atau tidak itu lain perkara lagi.
Masa rejim
"kodok ijo ongkang-ongkang" tidak berarti militer terutama AD hanya
ongkang-ongkang kaki saja, tidak. Justru AD bekerja keras untuk tetap menjaga
bahaya laten komunis yang baru saja dikalahkan oleh AD sendiri. Komunis yang
tumpas sampai ke akarnya berkat mantra sakti Jendral Soeharto, "tumpas
habis sampai tujuh turunan" siapa saja yang terlibat komunis, selalu
bekerja keras mencegah bangkitnya komunis di negeri Nusantara yang berubah
menjadi negeri tergantung sejak masuknya modal asing akibat dibukanya keran
modal oleh Jendral Besar Soeharto yang membikin sebagaian rakyat memujanya
mampu membikin rakyat sejahtera.
Akan tetapi
sayang sekali slogan "awas bahaya laten komunis" itu terlalu
berlebihan dikoar-koarkan selama Jendral Soeharto berkuasa. Padahal sudah jelas
bin gamblang komunis sudah hancur tak punya kekuatan apapun, eeeeh kok menakuti
rakyat banyak akan bahaya komunis yang cuma pepesan kosong itu. Eiit itu bicara
waktu itu lho. Entah kekuatan mereka saat ini 2010. Ujung-ujungnya intimidasi
dan teror kepada rakyat, dan ujung-ujungnya lagi Bapak Pembangunan itu terus
terpilih dan terpilih lagi jadi Raja eh Presiden RI.
Prabu Joyoboyo hampir seribu tahun yang
silam sudah meramalkan datangnya penguasa militer baru berbusana hijau, yakni
AD. Ceritanya sang penguasa itu muncul setelah terjadinya perang saudara di
Nusantara dalam, "Pitik tarung sak kandang". Setelah sang kodok tidak
berkuasa lagi tampillah rejim baru yang disebut rejim reformasi. Apa yang
terjadi, "kodok ijo, kodok bangkak, kodok percil, dan kodok pohon, dan
lainnya ramai-ramai memperdengarkan suaranya tanpa hambatan lagi datang dari
manapun. Dan ujung dari kebebasan itu ialah eyel-eyelan untuk menonjolan
pendapat sendiri yang belum tentu benar
Ramalan
Ketujuh
"Tikus
Pithi anoto baris"
Ramalan ketujuh Sri Aji Joyoboyo
(1145-an): Tikus pithi anoto baris interpretasinya tikus merah menyusun
barisan! Merah tatkala masih bayi belum tumbuh bulu, dan kelak menjadi hitam
oleh bulunya sendiri. Sifat utama tikus phiti antara lain: gesit, semau
sendiri, susah diatur, dan lucu. Tikus phiti pandai menyembunyikan diri akan
tetapi belum mampu bikin persembunyian sendiri, yakni berupa lubang-lubang
dalam tanah, atau membikin sarang dari bahan yang ada di sekitarnya. Manusia
tanpa alat bantu susah untuk menangkap dan memburu makhluk yang satu ini.
Tikus yang satu
ini benar-benar menyusun barisan bila pemimpin besarnya (induknya) dibunuh atau
melarikan diri karena diuber-uber. Jika keadaan biasa tanpa gangguan maka ia
bergerak tanpa formasi alias kocar-kacir tanpa tujuan semua gerakannya.
Tikus-tikus pithi
menyusun barisan bila mereka sedang kelaparan hebat, karena musim paceklik atau
sarangnya diobrak-abrik dan digusur, dan juga berubah agresif tatkala mereka
mendapat mangsa empuk.
Semasa Sri Aji
Joyoboyo memerintah di Kediri tikus pithi sebagai julukan pada anak-anak remaja
yang beranjak dewasa, tidak lagi merah tapi sudah bersemu kehitaman. Tikus
dalam konteks ramalan bisa sebagai perlambang kaum muda, angkatan muda, atau
pemuda dalam lingkup pusat kerajaan Kediri. Sri Aji Joyoboyo sangat membutuhkan
pasukan laut terutama bertugas sebagai prajurit dan paling dapat dipercaya
tentu pemuda setempat dan di samping itu suara mereka benar-benar
diperhitungkan dalam percaturan politik kerajaan.
Kerajaan laut
tapi berpusat di pedalaman itu menguasai daerah pengaruh meliputi Jambi di
pulau Sumatra, Kalimantan, Bali, dan Tidore, sehingga selalu memperkuat pasukan
laut demi keperluan menjaga wibawa kerajaan di wilayah pengaruhnya. Angkatan
muda mendapat porsi lebih untuk diterima sebagai abdi negara. Dengan strategi
sedemikian rupa membuka peluang bagi pemuda, maka tidak ada gerakan pemuda yang
berusaha untuk menggalang persatuan merongrong kekuasaan sang Prabu Joyoboyo.
Sejarah kemudian
mencatat pada 1222, seratus tahun sejak kekuasaan Sri Aji Joyoboyo di mana
angkatan mudanya sudah kurang mendapatkan porsi dalam pemerintahan, tiba-tiba
dari suatu daerah kurang lebih limapuluh kilometer arah ke Timur kerajaan
Kediri, gerakan pemuda pimpinan Arok membariskan pasukannya menggempur Kediri.
Panglima perang kerajaan Kediri Mahesa Wulung adik dari raja Dandang Gendis
atau Krtajaya tewas di Ganter sehingga pasukan Kediri menelan kekalahan dalam
pertempuran melawan pasukan Arok.
Arok tercatat
sebagai orang pertama yang memimpin pemberontakan atau kudeta dengan hasil
gemilang dalam sejarah Nusantara.
Kembali ke tahun
2010, adanya ramalan tikus pithi anoto baris ditafsirkan sebagai pemberontakan
bersenjata rakyat dari segenap penjuru Nusantara adalah mustahil, kecuali
dilakukan oleh unsur militer yang menguasai senjata. Rakyat jelata jelas tidak
punya senjata api dalam jumlah cukup untuk mengadakan pemberontakan skala
besar.
Kaum muda memang
mulai mengorganisir diri akan tetapi terpecah-pecah dan berorientasi ke
berbagai jurusan, masing-masing berkutat di dalam kelompok sendiri. Mereka
berwarna-warni idealismenya ada merah, hijau, biru, kuning, dan merah jambu
serta mengelompokkan di sebagai kiri, tengah, dan kanan. Ibarat dalam jejer
wayang mereka saling berseberangan sehingga mudah diadu-dombakan.
Angkatan muda
memang selalu tampil dalam setiap goro-goro dalam pemerintahan RI, dan
keberhasilan mereka selalu berpindah tangan dan diambil alih pihak lain.
Peranan mereka kembali cuma penggembira yang tidak mampu memfoloup hasil
gerakannya yang berhasil. Sepertinya mereka mulai menyadari hal demikian, dan
mulai memasang strategi baru. Demo damai yang berubah anarkis mudah sekali
ditumpas, atau mengambil jalan parlementer yang memerlukan waktu panjang dalam
meraih kemenangan. Hingga pada akhirnya yang paling mudah bagi angkatan muda
dengan jalan mengumpulkan opini massa menggunakan jejaring sosial digital.
Jadi "tikus
phiti anoto baris" berarti angkatan muda menyusun barisan. Bukan barisan
pemberontakan bersenjata, bukan demo anarchi, dan bukan menunggu waktu generasi
tua menyerahkan kekuasaan kepada angkatan muda. Sehingga angkatan muda menjadi
angkatan tua. Pemuda maju lain lagi masih memiliki kekuatan kecil dalam
mendukung gerakan perubahan sistemik, dalam pada itu idealisme pilihan mereka
belum mampu mempersatukan kekuatan dari berbagai elemen. Idea-idea pemersatu
yang sudah tersedia antara lain Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, atau Nasakom,
sejak era Majapahit hingga Kemerdekaan RI dan pasca kemerdekaan. Sekarang idea
terakhir itu sudah pincang, karena salah satu kakinya buntung. Sedangkan idea
yang lain diselewengkan menurut kepentingan penguasa sendiri. Adalah tugas
angkatan muda membikin utuh dan memurnikan kembali seperti sediakala semua idea
yang dicetuskan dan diajarkan oleh para pemimpin Nusantara sesuai jamannya itu.
Kelak dengan
berhasilnya angkatan muda menyusun barisan bersama untuk tujuan bersama
memurnikan semua idea pemersatu dan mampu mewujudkannya dalam aksi, maka makna
sesungguhnya ramalan Joyoboyo ketujuh itu terbuktilah kebenarannya.
Ramalan Kedelapan
"Reinkarnasi
Noyo Genggong Sabdo Palon"
Dua pendeta penasihat sekaligus
punakawan kerajaan Majapahit ini memang bukan tokoh sembarangan. Selama ini
ditafsirkan sebagai makhluk halus. Wadag atau tubuhnya memang sebagaimana
lazimnya orang biasa. Roh halus atau roh gaibnya yang luarbiasa, ia mampu
bereinkarnasi ribuan kali sejak manusia pertama tinggal di bumi.
Sebagai pendeta
Buddha Jawa (Jowo Sanyoto, agama negara Majapahit) utama di kerajaan Majapahit
ilmu agamanya sempurna bahkan lebih sempurna dibanding para pengikut utama
Dalai Lama di Tibet. Dari jaman ke jaman Sabdo Palon* terus-menerus berganti
raga (wadag), yakni pada saat raganya memang sudah tua dan meninggal dunia.
Wadag baru
pilihan itu tidak atas kemauan pribadi roh Sabdo Palon akan tetapi atas
kehendak Sang Hyang Wenang ing Jagad.
Jadi sebenarnya
walau Majapahit runtuh, Sabdo Palon dan pendahulunya Noyo Genggong tidak pernah
murca atau hilang, dia hidup sebagai manusia biasa di bumi manusia ini.
Silsilah Sabdo Palon dalam 2500 tahun terakhir mengayomi tanah Jawa, dan bumi
bagian Selatan (Man Yang) adalah sbb.: Semar, Humarmoyo, Manikmoyo, Ismoyo,
Noyo Genggong, Sabdo Palon, Ki K, WS, dan pada 2010 ini ......???!
Ramalan Sri Aji
Joyoboyo kedelapan bahwa Sabdo Palon akan kembali ke Nusantara, tentu
ditafsirkan Sabdo Palon kelak berkiprah kembali sebagai pendamping dan
penasihat daripada pemimpin negeri suatu kerajaan.
Tatkala Majapahit
pada era keruntuhannya sekitar 1478, di hadapan Prabu Brawijaya yang berganti
haluan memeluk Islam sedangkan Sabdo Palon tetap bertahan sebagai titah dengan
Jowo Sanyoto sebelum murca (lenyap) Sabdo Palon berjanji, "Yang Mulia,
kita ditakdirkan untuk berpisah, tetapi harap Yang Mulia ingat limaratus tahun
lagi aku akan kembali ke marcapada bumi Nusantara untuk menjalankan titah-Nya."
Tepat waktu
sebagaimana dijanjikan Sabdo Palon maka pada 1978 (500 tahun sejak Majapahit
runtuh berikut murcanya Sabdo Palon) seorang penduduk biasa Jawa Tengah
wadagnya dipergunakan oleh Sabdo Palon lengkap dengan Jowo Sanyoto-nya, lelaki
tua itu menyebut dirinya Ki K. Pada awal 1990-an sosoknya yang sudah sepuh itu
masih berstamina dan memiliki energi besar ditambah daya intelijensinya masih
sangat kuat. Bicaranya menyihir barangsiapa saja yang mendengarkan. Sabdo Palon
yang satu ini membawa ajaran dalam kitab "suci" Adam Makna(bukan
Betaljemur Adam Makna). Salah satu isi kitab itu ialah penjabaran daripada
abjad huruf Jawa ho no co ro ko do to so wo lo po dho jo yo nyo mo nggo bo tho
ngo (yang bagi orang Sunda sangat penting sekali, ilmu tertinggi dalam dunia
kebathinan dan falsafah di Nusantara). Beliau meninggal sekitar pertengahan
1990-an. Sabdo Palon berganti wadag lagi, dan kali ini dalam diri WS (65
tahunan) tangan kanan dan orang dekat Ki K sendiri. Kehadiran kembali Sabdo
Palon dengan melalui reinkarnasi berabad pada sosok manusia pilihan itu atas
kehendak dan kuasa Sang Hyang Wenang ing Jagad.
WS meninggal
sekitar 2006, (bersamaan waktunya dengan meletusnya Gunung Merapi),
sepak-terjang beliau semasa hidupnya mirip tokoh misterius yang gerakannya juga
misterius, ia pernah mencoba memberikan nasihat kepada Presiden Suharto yang di
masa itu dikelilingi tokoh-tokoh spiritual tingkat tinggi dan sulit didekati
siapapun, konon hasilnya kurang memuaskan; dan beliau di samping itu juga
mencoba memberi nasihat atau petuah pada berbagai petinggi militer maupun
sipil. Sepak-terjangnya tidak pernah membikin heboh karena setiap lakunya
dikerjakan tanpa menarik perhatian. Dan tentu saja ia tidak pernah mengumumkan
jatidirinya kepada siapapun. Sosoknya biasa saja, keistimewaannya ialah stamina
tubuhnya luarbiasa apalagi saat ia berbicara seolah menyihir para pendengarnya.
Dan keberaniannya berbicara menghadapi tokoh manapun sangat luarbiasa.
Semasa jaman
Majapahit dalam wasiatnya Sabdo Palon mengatakan, "Hanya atas kehendak
Sang Hyang Wenang ing Jagad yang maha menentukan manusia pilihan sebagai wadag
baru Sabdo Palon." Prosesnya perpindahan Sabdo Palon ke wadag baru berbeda
dengan reinkarnasi pendeta Buddha Tibet. Sabdo Palon memasuki tubuh remaja atau
dewasa yang telah ditakdirkan Sang Hyang Wenang ing Jagad meninggal dunia dan
atas kehendakNya pula tubuh tersebut hidup kembali sebagai reinkarnasi Sabdo
Palon baru dengan nama baru. Pada reinkarnasi pendeta Tibet terjadi sejak dalam
kandungan ibunya, hingga lahir ke dunia sebagai bayi reinkarnasi pendeta si A
atau si B.
Menurut penuturan
Ki K, pada jaman Jepang, Sabdo Palon sebelumnya -- yang kini bersemayam dalam
dirinya -- turut bersama balatentara Dai Nippon menyerbu Jawa, membebaskan
tanah Jawa dari bangsa kulit putih. Akan tetapi naas di Singapura pesawat
tempur Zero yang ditumpangi Sabdo Palon tertembak oleh musuh, seluruh awak
tewas, tatkala itulah meloncatlah roh Sabdo Palon dari tubuh seseorang yang
tewas dalam pesawat tersebut (orang Jepang!). Sabdo Palon yang memang hendak ke
tanah Jawa konon mendarat seorang diri di kaki Gunung Merapi. Pesawat naas itu
berangkat dari salah satu kota Jepang.
Kejayaan
Nusantara dalam ramalan Sri Aji Joyoboyo akan terjadi tatkala munculnya kembali
Sabdo Palon dan Noyo Genggong. Sabdo Palon alias Ki K pada 1980 mengatakan,
"Kejayaan Nusantara yang lebih dahsyat daripada kerajaan Majapahit
terwujud bila dunia mengalami goro-goro besar semacam perang dunia dahsyat atau
bencana alam berskala besar, misalnya jatuhnya benda angkasa, meletusnya gunung
berapi, dan lain-lain. Usai goro-goro terjadi maka dunia akan kembali seperti
sediakala. Pada saat itulah tatanan politik dunia baru akan terbentuk dan jauh
berbeda dari peta dunia modern sebelumnya. Pasca goro-goro itulah di Nusantara
akan muncul Ratu adil dan Sabdo Palon berdampingan menentukan nasib Nusantara
dan bumi bagian selatan (Man Yang) dalam satu tata pusat pemerintahan
baru," demikian ucapan orisinil Sabdo Palon pada 1980.
Kapankah
terjadinya goro-goro besar dan munculnya ratu adil? Pertanyaan itu akan
terjawab setelah ada jawaban atas pertanyaan berikut, "Siapakah yang kini
dipilih oleh Sang Hyang Wenang ing Jagad menjadi manusia pilihanNya sebagai
wadag terbaru daripada reinkarnasi Sabdo Palon?"
Beliaulah sumber
jawabannya.
0 komentar: (+add yours?)
Posting Komentar