Ramalan JOYOBOYO : Jaman Edan (4)

Revolusi industri pertama kali di dunia pada abad 18 berlangsung di Inggris telah mengubah dunia memasuki kurun jaman edan, sebagaimana diramalkan oleh Raja Kediri, Sri Aji Joyoboyo pada abad kesebelas sesudah masehi. Mesin uap, tenaga listrik, mobil, pesawat dan sebagainya mulai berhasil ditemukan umat manusia. Semua mesin-mesin itu mampu bergerak sendiri dan menghasilkan tenaga segila-gilanya tak mengenal lelah. Kemajuan teknologi sejak abad 18 itu tak dapat terbendung lagi yang puncaknya pada 1980-an komputer pribadi mulai dikembangkan di Amerika Serikat, pengembangan terus-menerus prosesor mikro menghasilkan berbagai perangkat mini yang praktis antara lain telepon seluler dan komputer tenteng dan jinjing. Kemajuan lain di bidang senjata puncaknya berupa peluru kendali berproyektil nuklir yang dapat menjangkau jarak separoh planet bumi. Kemajuan teknologi ruang angkasa ialah suksesnya pendaratan wahana manusia di planet Mars dan keberhasilan manusia menjejakkan kaki di bulan. 



Jaman edan terdiri dari bagian yang bagaikan dua sisi  mata uang, sisi yang satu yakni jaman luar biasa, jaman modern dan sisi lainnya ialah jaman gila. Manusia berjingkrak jingkrak dan bertingkah gila menjadi tontonan di media layar kaca dan di atas panggung dengan imbalan besar, di pihak lain para sponsor dari perusahaan besar membiayai semua yang edan-edan itu dengan imbalan iklan bagi produk yang mereka hasilkan agar semakin dibeli banyak orang. 

Jaman luar biasa atau jaman modern yang menghasilkan kemajuan di bidang komunikasi ialah telepon seluler, di mana-mana orang bicara sendirian, tertawa sendirian, dan kadang-kadang teriak sendirian padahal di seberang sana tidak terdengar suara sahutan dari pesawat yang dipergunakannya.
 
Peperangan antarnegara, maraknya kiprah para teroris atau pejuang dan berbagai kejahatan semakin aneh-aneh saja: membuang bayi, mutilasi, mabuk narkotika dan zat adiktif, dan sebagainya. Juga cara berpakaian kaum lelaki memakai perhiasan kaum wanita contohnya pakai anting-anting, atau wanita pakai celana laki-laki dan seterusnya. Juga kaum wanita kini berkat emansipasi telah berhasil menduduki jabatan tinggi di segala bidang sehingga menggeser peran pria yang berakibat semakin kehilangan peluangnya dalam dunia kerja.
 
Kemajuan teknologi pada suatu ketika akan mencapai titik kenyang sebagaimana Marx memprediksinya, "kapitalisme sedang menggali lubang kuburnya sendiri." Untuk mengelakkan kehancuran maka solusi yang biasanya digunakan ialah meletuskan perang dunia agar industri senjata dapat bergiat kembali. Untuk saat sekarang Amerika Serikat menciptakan tokoh teroris dan selanjutnya menjadi target buruannya, semua itu demi terus jayanya roda perkembangan kapital milik mereka.
 
Sejak negeri sosialis pertama di dunia Sovyet Uni berdiri melalui Revolusi Oktober 1917, maka negeri kapitalis diam-diam bekerja sama dengan fasis Jerman Hitler untuk membendung kemajuan Sovyet Uni. Kegagalan Jerman dalam perang dunia kedua menyerang Rusia mengakibatkan Amerika Serikat berbalik memukul Jerman bersama-sama Sovyet Uni. Dan pada gilirannya Amerika dan sekutunya berkampanye untuk melenyapkan negeri Sosialis pertama itu dalam perang dunia dingin. Sovyet Uni berantakan terpecah-pecah menjadi republik-republik mandiri.
 
Semua itu berlangsung berkat kemajuan teknologi senjata yang luar biasa di jaman luar
biasa (edan). Perubahan pola berpikir dan berperilaku umat manusia terus mengalami perkembangannya dan  di satu sisi peranan agama yang dominan membendung perilaku aneh-aneh dan edan, dan di sisi lain manusia dihadapkan pada godaan atau kebutuhan terhadap barang-barang mewah hasil industri antara lain mobil mewah, pakaian mewah, alat-alat komunikasi mewah dan segala yang mewah, dan semuanya itu membutuhkan dana untuk membelinya.

Sang Buddha mengatakan, "segala sesuatu yang berupa barang berharga atau kekayaan  adalah sumber daripada penderitaan manusia di dunia."
    
"Pancen wolak-waliking jaman, amenangi jaman edan, ora edan ora kumanan, sing waras padha nggagas, wong tani padha ditaleni, wong dora padha ura-ura, beja-bejane sing lali, isih beja kang eling lan waspadha," kata Joyoboyo. 

Maka ramailah orang ikut - ikutan melakukan perbuatan edan seperti mengkorup uang negara agar ikut kebagian menikmati harta dan pangkat maupun wanita.
 
Di Nusantara para punggawanya di masa Orde Baru melakukan berbagai korupsi besar-besaran yang menghasilkan trilyader dari sebagian rakyat Nusantara, dan juga menghasilkan kaum miskin-papa dalam jumlah jutaan orang. Padahal kekayaan alam Nusantara tidak terbatas jumlahnya dan seharusnya dapat membikin ratusan juta rakyat hidup gemah ripah loh jinawi. Yang terjadi kemudian akibat ekonom Orde Baru berupa menggunungnya utang negara yang harus dilunasi anak cucu sampai tujuhpuluh turunan.
 
Lebih lanjut lagi di era reformasi yang dimulai sejak Orde Baru ambruk di dewan perwakilan rakyat yang terhormat terjadi perkelahian mulut dan anggota tubuh antar sesama anggota dewan sendiri. Mereka digaji dengan uang rakyat salah satunya untuk menunjukkan perilaku yang santun.

Untuk solusi mengakhiri jaman edan itulah sang prabu Joyoboyo menyebutkan "notonogoro" yang artinya bisa berbagai macam, dan salah satunya antara lain, "menata kembali daripada segala kekacauan yang terjadi di jaman edan." Siapapun yang mampu menata kembali jaman edan yang puncaknya adalah meletusnya besar-besaran kekacauan di jagad bumi manusia dan jagad alam semesta. Dan selanjutnya sang "notonogoro" menciptakan atmosfir baru bagi terbentukkan tatanan dunia baru dan memimpin Nusantara memasuki "jaman baru".

Notonegoro dalam arti yang lain ialah sekumpulan suku kata nama pemimpin Nusantara yang kelak memerintah di jaman baru yang berbentuk kerajaan. Sah-sah saja jika sukukata notonogoro juga dipergunakan untuk akhiran nama pemimpin negara Nusantara yang berbentuk selain kerajaan, yakni dalam negara republik saat ini.

 
                                                                        
******