Bahagiamu





Ketika aku berpikir tentang kebahagiaan, Aku berpikir tentang hati yang tenang dan Jiwa yang damai, Aku dapati itu semua saat aku bersyukur.
Aku percaya Tuhan telah mempersiapkan sesuatu hal yang lebih indah. Maka dari itu aku tidak diperkenankan untuk meneruskan jalan mendapatkanya, mungkin saja Tuhan tidak ingin aku terluka.
Sangat sulit mempelajari ilmu ikhlas.
Karena memang, hanya Tuhan yang tahu ikhlas itu apa.
Aku pun tidak pernah tahu, tak pernah mengerti.

Yang jelas ikhlas bukanlah hal yang tersirat ataupun tersurat.
Ikhlas tak perlu diucapkan, apa bedanya dengan mengharapkan pengakuan.
Apa yang seperti itu jug dinamakan ikhlas.
Cinta sejati tidak datang dengan sendirinya, ataupun bahkan datang karena kebiasa'an.
Tapi cinta sejati datang karena memohon ridho dari yang kuasa.
Bahkan sang Nabi-pun ikhlas menikahi janda, karena ingin mendapatkan Ridho-nya.
Mana ada ikhlas menikahi model atau bintang film, TNI, Pejabat, dll untu mendapatkan ridho dari Tuhan.
Sungguh pemahaman yang sangat aneh.
Aku adalah seorang individu yang berdiri diatas keyakinanku.
Belajar dari alam, serta pengalaman.
Mungkin banyak yang bilang. Tuhan kita sama.
Tapi sesungguhnya, Tuhanku berbeda dengan mereka.
Aku bersyukur dan meyakini ada-nya Allah.
Tuhan alam semesta.
Tidak perlu ada penjelasan atau naluri apapun.
Sesungguhnya bagiku, segala sesuatu tak perlu di nalar, cukup diyakini.
Dan semua akan jadi lebih baik.

Tuhan telah mempertemukan aku denganya di waktu yang sangat singkat.
Penantian yang berujung perpisahan.
Akupun merasakan banyak sekali luka yang sudah di tusukan ke hatiku.
Melihat dia menjalin hubungan dengan beberapa laki - laki yang itu bukan aku.
Mungkin memang aku telah lama melewatkanya.
Hingga pada akhirnya aku ungkapkan tuk memilikinya.
Ternyata diapun terdiam membisu, tidak ada jawaban.
Aku tak tahu, tidak hanya G dan J, bahkan GHIJKLMNO....Z kata - kata yang disampaikanya.
Akupun pernah mengungkap tuk bisa jadi sahabatnya, tapi malah diapun kecewa.
Karena saat itu dia bilang, mengharapkan hubungan lebih dari sahabat.
Tapi saat aku minta kepadanya, dia tidak ingin jadi kekasihku.
Dan ketika dia memiliki lelaki lain, huruf lain lagi yang tercipta, "bukankah dari dulu kita berteman," naah, dimana letak kelebihan dari lebih sahabat yang pernah dia sampaikan.
Akupun bingung dengan jalan pikirnya, karena diapun bingung bahkan g tahu.
Apakah memang kata - kata menurutnya suatu hal yang biasa.
Aku menyayanginya sepenuh hati, bahkan akupun sempat menjadi lelaki simpananya saat itu.
Dan dia menjelaskan, "tidak ada laki - laki lain yang aku sayangi, kamulah yang ada dibarisan belakang boo (laki² tsb), bahkan kamu akan berada didepanya." Kenyata'anya tidak demikian, setelah dia berpisan dengan boo pun, aku tidak merasa sama sekali ada di barisan itu.
Hingga aku berprasangka, ada lelaki lain yang hadir waktu itu, dan ternyata benar.
Semua pancinganku berjalan lancar.
Mulai dari pertanya'an² "apakah kamu bahagia jika aku jd seorang TNI," diapun bilang seneng banget.
Namun itu bukan aku, aku merasakan kehadiran sosok lain yang membuat hatinya tenteram.
Ternyata benar, lelaki idamanya pun masuk dalam kehidupanya, dan menempati barisan yang dia jelaskan kepadaku.
Aku sempat kecewa. Semua kata - katanya berbeda.
Aku sempat putus asa, tapi tuhan menunjukan betapa pentingnya arti hidup.
Akupun tegar menghadapi itu.
Dan akupun rela melepaskanya.
Adapun doa yang dia panjatkan, "semoga dia jadi yang terakhir di hidupku," dan semoga Tuhan membaca dan mewujudkanya, karena Tuhan tahu yang terbaik untuknya.
Dan aku kini melangkah lagi, sejenak berdiri, tak ingin menoleh lagi, aku ingin benar² bisa melepaskanya.
Karena aku tak mungkin kembali lagi.
Kesalahan tidak mungkin dilakukan 2x, bahkan entah berapa kali aku sudah lakukan.
Itulah kebodohan.
Dan aku akan menunggu-nya datang, sampai akhirnya dia datang menentukan dengan siapa dia akan hidup.
Walaupun aku tahu, dia tidak akan menghampiriku sama sekali.
Aku akan menunggu,.

Intinya :
Apapun yang telah aku dapatkan, aku syukuri dengan hati. Tak pernah aku kecewakan Sang Maha Pemberi.