Isi Ramalan Joyoboyo
Ramalan Notonegoro Prabu Joyoboyo
Ramalan Jayabaya dibagi dalam 3 zaman yang masing-masing berlangsung selama 700 tahun, yaitu Zaman Permulaan (Kali-swara), Zaman Pertengahan (Kali-yoga) dan Zaman Akhir (Kali-sangara).
Yang menarik dari ramalan Jayabaya adalah ramalan Zaman Akhir (Kali-sangara) dari tahun Masehi 1401 sampai dengan tahun 2100, karena kita dapat membuktikannya dengan catatan sejarah Indonesia /Jawa dalam periode tersebut.
Ramalan Jayabaya dalam periode Akhir tersebut cukup akurat dalam meramalkan bangkit dan runtuhnya kerajaan - kerajaan Jawa (Indonesia), naik - turunnya para Raja - raja dan Ratu - ratunya atau Pemimpinnya, yang terbagi dalam tiap seratus tahun sejarah, yaitu Kala-jangga (1401-1500 Masehi), Kala-sakti (1501-1600 M), Kala-jaya (1601-1700 M), Kala-bendu (1701-1800 M), Kala-suba (1801-1900 M), Kala-sumbaga (1901-2000), dan Kala-surasa (2001-2100 M).
The first prediction Joyoboyo : "Murcane Sabdo Palon Noyo genggong"
Divination second Joyoboyo : "Semut ireng anak - anak sapi"
Third Divination of Joyoboyo : "Kebo nyabrang kali"
Joyoboyo forecast fourth : "Kejajah saumur jagung karo wong cebol kepalang"
The fifth prediction Joyoboyo : Pitik tarung sak kandang
Divination Sixth Joyoboyo : Kodok Ijo Ongkang - Ongkang
Do not forget the central role of Zhou Enlai, the Prime Minister of China who was mentioned earlier a member of the Communist Party chairman Mao's China than the approximately 1921. Comrade Zhou and Uncle Ho's close relationship particularly when Vietnam need moral and material support in keeping the military forces attack the United States winning the second world war, its power no doubt.
Divination seventh Joyoboyo : Tikus Pithi Anoto Baris
Mice that this one really ranks up when the leader of the (parent) were killed or escaped since pursued. If ordinary circumstances without interruption so he moves without the formation of disorganized alias without the goal of all his movements.
Tikus Pithi arrange rows when they're starving great, because a bad season or nest ransacked and demolished, and also turned aggressive when they get easy prey.
Divination Eighth Joyoboyo : Reincarnation Noyo Genggong Sabdo Palon
As a Buddhist priest Java (Jowo Sanyoto, the state religion of Majapahit), the main religion in the kingdom of Majapahit perfect science even more perfect than his main followers of the Dalai Lama in Tibet. From era to era Sabdo Palon* constantly changing body (wadag), ie when the body is old and died.
New Wadag that option is not for personal willingness Sabdo Palon spirit but by the will of Sang Hyang Wenang ing Jagad. So in fact although the Majapahit collapsed, and its predecessor Sabdo Palon Noyo Genggong never murca or lost, he lived as a human being on this earth of mankind. Lineage Sabdo Palon in 2500 last year protecting the land of Java, and southern parts of the earth (Man Yang) is as follows: Semar, Humarmoyo, Manikmoyo, Ismoyo, Noyo Genggong, Sabdo Palon, Ki K, WS, and in 2011 was .... ..???!
Sejarah Kepemimpinan di Nusantara.
Ternyata doi juga gak terlalu bokis, Hal ini nampaknya juga gak berlebihan kalo' ternyata yang jadi Presiden sebagai pemenang pemilu adalah: “soekarNo”, “soeharTo” dan “yudoyoNo”, adapun habibie yang dalam tafsir bahasa arab ke bahasa jawa-nya tresNo (cinta) , megawati dan gusdur (Abdur Rachman Wahid) yang apabila dituliskan dengan huruf jawa HoNoCoRoKo juga mengandung suku kata Go dan Ro, Namun demikian hampir dari semuanya mereka adalah berasal dari orang Jawa. entah mane yang bener, ada juga sih yang berpendapat kalo' yang bener itu Panotogoro ade juga yang Panotoprojo.
Nb : Sedikit catatan nih sob, Dalam aksara Jawa atau yang pernah kita denger Honocoroko / hanacaraka, varian dari suku kata No ialah Nyo, lebih luas lagi agar tidak terkesan Javasentris maka varian lain yang tersedia adalah Na. Begitu pula dengan To, suku kata kedua "notonogoro" maka varian dalam aksara Jawa dari To ialah Tho, selanjutnya lebih luas lagi ialah Ta. Untuk suku kata ketiga dari notonogoro yakni No, idem dengan No suku kata pertama. untuk Suku kata keempat Go yakni dalam aksara Jawa maka varian Go ialah Ngo, Nggo, dan juga tentu saja Ga. Selanjutnya varian dari suku kata terakhir notonogoro yakni Ro dalam aksara Jawa Ro tidak ada bentuk lainnya, kecuali lebih luas lagi agar tidak Javasentris adalah Ra.
Ramalan JOYOBOYO : Perang Dalam Negeri Nusantara (13)
"Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong"
Ramalan JOYOBOYO : Bangsa Tionghoa (12)
Ramalan JOYOBOYO : Korupsi (11)
Ramalan JOYOBOYO : Tentang agama (10 )
Ramalan JOYOBOYO : Hancurnya Bhinneka Tunggal Ika (9)
Sejak
Majapahit, persatuan atau kesatuan dalam
perbedaan (Bhinneka Tunggal Ika, Unity in Diversity) yang ditujukan bagi
kerukunan umat beragama antara Syiwa dan Buddha dicetuskan oleh pujangga
masyhur Mpu Tantular di masa maraknya Hayam Wuruk pada pertengahan abad
keempat belas. Puncak kejayaan Majapahit di masa itu dapat terjadi setelah
takluknya para pembangkang Ronggolawe, Sora, dan lainnya.
Ramalan JOYOBOYO : Hari Kiamat 2022 (8)
Sri Aji Joyoboyo sejak masih dalam kandungan sudah mempersatukan
dua kerajaan menjadi Kediri, Joyoboyo buah hati daripada kisah Romeo dan Juliet
dari Tanah Jawa antara Putra Mahkota Jenggala dan Daha yakni Raden Panji (Inu
Kertapati) dan Dewi Sekartaji. Semasa Joyoboyo marak sebagai Raja Kediri,
wilayah kekuasaan dan pengaruhnya meliputi separoh Nusantara. Pada masa itu
juga kebudayaan Jawa mencapai puncaknya di bidang sastra dan seni. Kitab-kitab
dari Mahabarata dan Ramayana diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno.
Ramalan JOYOBOYO : Negarane Ambane Saprawolon (7)
Bangsa
Jawa yang paling toleran di Nusantara
dalam sumpah pemuda 1928 tidak mau menuntut Bahasa Jawa sebagai bahasa
persatuan. Padahal lebih dari limapuluh prosen penduduk Nusantara menggunakan
bahasa Jawa. Mengapa? Itulah kelebihan bangsa Jawa dalam soal toleransi.
Walaupun demikian bangsa lainnya di Nusantara sering mengejek bangsa Jawa
sebagai bangsa anu, ini, dan itu.
Negarane ambane saprawolon
Tukang mangan suap saya ndadra
Wong jahat ditampa
Wong suci dibenci
Timah dianggep perak
Emas diarani tembaga
Ramalan JOYOBOYO : Satrio Piningit (6)
Pasca goro - goro besar melanda planet bumi (antara lain terjadi
kiamat bumi, perang besar, perang dunia, serangan jatuhnya benda angkasa,
bencana alam terus-menerus) dan pulihnya jagad bumi manusia seperti sediakala
menjadi normal kembali maka ratu adil alias satrio piningit alias satrio
pinandito sinisihan wahyu didampingi titisan atau reinkarnasi terbaru Sabdo
Palon akan tampil memimpin kejayaan Nusantara dan bumi selatan yang berpenduduk
bangsa kulit berwarna. Sedangkan bangsa kulit putih dan bangsa berkulit kuning
bukan menjadi urusan beliau. Demikian ucapan Sabdo Palon tatkala muncul pertama
kali setelah menghilang selama limaratus tahun sejak runtuhnya Majapahit.
Sesuai ramalan Joyoboyo bersinggungan munculnya sang
ratu adil alias satrio piningit dan juga sesuai ucapan Sabdo Palon di atas
dengan sendirinya kedua tokoh pemimpin Nusantara tersebut adalah dwi-tunggal
satu sama lain saling melengkapi dan tidak saling bertentangan. Tugas atau
peran Sabdo Palon ialah mengadakan "fit and propher test"
terhadap satrio piningit. Sejak pertama muncul Sabdo Palon sudah menyediakan
kursi singgasana kosong, dan barang siapa sanggup duduk di atasnya maka dialah
yang akan diangkat sebagai raja. Sebagai gambaran struktur negara modern Sabdo
Palon akan berperan sebagai "yudikatif" sekaligus "legislatif",
Satrio Piningit memegang tampuk pemerintahan "eksekutif".
Ramalan JOYOBOYO : Jaman Kalasuba (5)
1998 Orde Baru jatuh, bersamaan pula saat itu periode jaman
kalabendu atau kolobendu memasuki awal babak akhir, dan bersamaan dengan
datangnya milenium ketiga yang sudah di ambang pintu. Agama Islam yang sudah
bertahan selama limabelas abad itu konon akan tetap berjaya hingga akhir jaman
yakni sampai hari kiamat, kini sedang menghadapi masalah dengan negara adidaya
Amerika Serikat yang sedang memburu teroris garis keras dan fundamentalis
Islam, berarti juga sama-sama sedang memasuki babak akhir jaman kolobendu
seperti yang diramalkan oleh sang prabu Joyoboyo yang hidup seribu tahun yang
silam.
Ramalan JOYOBOYO : Jaman Edan (4)
Ramalan JOYOBOYO : "Wolak - walik ing jaman | Jongko Joyoboyo (3)
Ramalan JOYOBOYO : Perang Dunia ketiga (2)
Hingga saat ini Republik Rakyat Tiongkok tetap teguh terus mengibarkan tinggi-tinggi panji Marxisme-Leninisme dan konsekuen menjalankan kediktaturan proletariat dalam menjalankan sistem komunis pada garis yang benar sesuai perkembangan sejarah perjuangan kelas yang maju terus pantang mundur. Hasilnya berupa kemakmuran dalam ekonomi, dan kemajuan ilmu pengetahuan di Tiongkok telah mampu membuka mata lebar-lebar bagi dunia luar dan dengan demikian membuktikan bahwa marxisme semakin berkembang maju. Dan selama Tiongkok mempertahankan diktatur proletariat yakni partai tunggal kelas pekerja tetap memegang kekuasaan politik tertinggi maka kehancuran sistem komunis tidak akan pernah terjadi di Tiongkok....
RAMALAN JOYO BOYO : Bencana Alam Nusantara (1)
Perkembangan sejarah Jawa dan Nusantara di masa depan sudah
diprediksi dalam bentuk syair ramalan yang mendahului jamannya oleh seorang
nujum abad kesebelas, Joyoboyo.